DESRON KKP 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam melakukan interaksi/hubungan secara langsung di dalam
kehidupan rill suatu masyarakat, mahasiswa memerlukan suatu wadah untuk
menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan
ke dalam praktek yang nil dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan bidang
ilmunya masing-masing.
Akademi
Teknik Industri Makassar sebagai suatu lembaga Akademik mempunyai peran penting
untuk mewadahi hal tersebut yakni menerapkan program Kuliah Kerja Profesi (KKP).
Dalam pelaksanaan KKP, mahasiswa dituntut untuk mampu
mengidentifikasi, menganalisis. dan memecahkan masalah dibidangnya secara
profesional dalam menghadapi masalah di masa yang akan datang. Selain itu,
mahasiswa mampu memahami, menghayati, dan mempunyai rasa tanggung jawab dan
berbagai jenis persoalan yang ada.
Oleh karena itu, pelaksanaan program Kuliah Kerja Profesi
(KKP) tahun 2013 ini bagi mahasiswa merupakan aplikasi dan ilmu pengetahuan
yang diperoleh dibangku perkuliahan yang diinterpretasikan ke dalam kehidupan masyarakat
sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat guna memenuhi salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan study dari Akademi Teknik Industri Makassar.
Salah
satu yang menjadi lokasi KKP di Kabupaten Rote Ndao adalah IKM VCO busalangga.
Penempatan mahasiswa KKP di IKM tersebut diharapkan mampu
membantu dan bekerja sama dengan Pemilik IKM dan karyawan-karyawannya dalam
mengidentifikasi serta memecahkan permasalahan yang ada pada di IKM tersebut.
B.
Maksud
Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari
penulisan laporan ini adalah
1. Sebagai salah satu persyaratan untuk
mengikuti ujian akhir pendidikan diploma tiga tenaga penyuluh lapangan.
2. Untuk memberikan pengetahuan kepada
pembaca tentang pengolahan Kelapa menjadi Virgin Coconout Oil (VCO).
3. Sebagai laporan hasil kegiatan Kuliah
Kerja Praktek dalam melakukan pendampingan pada IKM di Kabupaten Rote Ndao.
4. Untuk menambah wawasan dan
pengetahuan penulis tentang pengolahan VCO.
5. Menganalisa permasalahan-permasalahan
yang di hadapi oleh IKM pada IKM VCO Busalangga dan memberikan saran-saran yang
membangun demi menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh IKM.
C.
Nama IKM Tempat Praktek
Nama IKM
tempat KKP yaitu IKM VCO Busalangga yang bergerak dalam bidang pengolahan
pangan khususnya dalam pembuatan VCO yang memanfaatkan Kelapa sebagai bahan
baku utama. IKM VCO Busalangga terletak di Desa Desa Busalangga Kecamatan Rote
Barat Laut Kabupaten Rote Ndao.
D.
Jangka Waktu Pelaksanaan Kulia Kerja Praktek
Jangka waktu pelaksanaan Kuliah Kerja
Praktek yaitu kurang lebih 1 setengah bulan
yang dimulai pada tanggal 29 Maret 2013 sampai tanggal 10 Mei 2013.
E.
Kosentrasi/Fokus Kulia Kerja Praktek
Fokus Kuliah Kerja Praktek (KKP)
yaitu pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang bergerak dalam bidang
pengolahan pangan
F.
Kendala Yang Dihadapi Dalam Kulia
Kerja Praktek (KKP)
1. Tidak adanya data-data IKM tentang
volume produksi, jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan volume penjualan setiap
tahunnya, sehingga hal ini dapat menghambat dalam pengumpulan data.
2. Lokasi Kuliah Kerja Praktek yang jauh
dari sarana pendukung dalam pengumpulan data seperti warnet dan Perpustakaan.
3. Lokasi Kuliah Kerja Praktek yang jauh
dari tempat tinggal Praktikan.
G. Metode Pengumpulan Data
Metode atau
cara yang dilakukan dalam pengumpulan data selama melakukan kegiatan Kuliah
Kerja Praktek (KKP) yaitu
1. Wawancara
Wawancara merupakan proses tanya
jawab dan tatap muka yang dilakukan oleh seorang penanya atau pewawancara
dengan nara sumber tentang suatu kegiatan untuk mendapatkan suatu informasi.
2. Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk
mendapatkan atau memperoleh data ataupun informasi dengan melakukan pengamatan
secara langsung.
3. Diskusi
Diskusi tentang permasalahan yang dihadapi IKM dan
alternatif atau jalan keluar penyelesaiannya.
BAB II
GAMBARAN UMUM
GAMBARAN UMUM
A.
Keadaan IKM/Sentra
IKM/Sentra
VCO BUSALANGGA berdiri pada tahun 2008 yang merupakan milik perseorangan yaitu
Ibu Delila Zolomodok yang berada di Desa Oelua Kecamatan Rote Barat Laut
Kabupaten Rote Ndao. IKM VCO BUSALANGGA merupakan industri rumah tangga yang
bergerak dalam bidang pangan yaitu mengolah Buah Kelapa menjadi MNYAK KELAPA
MURNI atau VIRGIN COCONOUT OIL (VCO).
Selain itu,
IKM VCO BUSALANGGA mampu menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar seperti
anak-anak yang putus sekolah dan ibu-ibu, sehingga dapat memberikan pendapatan
bagi masyarakat sekitar.
Secara ekonomi kondisi ekonomi
wilayah Kabupaten Rote Ndao memiliki potensi lahan budidaya Kebun Kelapa yang
baik dan kondisi yang tepat.
B.
Jenis dan Jumlah Produksi
Produk yang
dihasilkan oleh IKM VCO BUSALANGGA yaitu VCO disamping itu juga memproduksi
KECAP KACANG TURIS. Rencana kedepannya akan membuat NATA DE COCO dari air
Kelapa.
Dalam proses
produksi dilakukan secara manual dari proses pengupasan Buah Kelapa sampai pada
proses pecking, akan membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 2 sampai 3 hari
kapasitas tin produksi 40 sampai 50 buah kelapa dengan hasil pengemasan produk
sebanyak 200 botol dengan berat berat isi 200 mL dan di pasarkan ke toko-toko,
Apotek, dan SORUM yang berada di sekitar Kabupaten Rote Ndao dan di Kabupaten
Kupang dengan cara di titipkan pada toko-toko tersebut.
C.
Kelembagaan
IKM VCO
BUSALANGGA merupakan usaha rumah tangga yang bentuk organisasinya hanya
mengenai satu komando atau satu pimpinan yang mengatur seluruh anggota.
Kekuasaan tertinggi dipegang oleh Ibu Delila Zolomodok yang merupakan pemilik
usaha ini, akan tetapi jika terjadi permasalahan dalam IKM VCO BUSALANGGA maka
akan diadakan musyawarah dengan seluruh anggota kelompok dan pimpinan juga
menerima usulan dan saran dari Anggota-anggotanya.
D.
Permodalan
Pada awal
mendirikan usaha dodol rumput laut modal yang digunakan adalah modal pribadi
yaitu sebesar Rp. 1.000.000 dan bantuan dari WVI (Wahana Visi Indonesia) serta
FAO dalam bentuk pembinaan, pelatihan dan pengadaan kemasan serta bantuan
mesin-mesin produksi. Modal awal digunakan untuk membeli alat-alat yang di
gunakan dalam pembuatan VCO.
E. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja
yang dibutuhkan dalam IKM VCO BUSALANGGA berjumlah 7 orang. diantarnya 2 oang
laki-laki dan 5 orang perempuan. Dalam IKM OODARO tidak ada pembagian kerja
yang mutlak untuk setiap pekerjaannya akan tetapi dalam proses pengupasan dan
penggilingan buah kelapa dipercayakan kepada 2 orang untuk proses tersebut.
Upah yang
diberikan untuk setiap karyawan sebesar Rp. 100.000/bulan. Waktu kerja maksimal
yang ditetapkan oleh IKM VCO BUSALANGGA yaitu 8 jam kerja di mulai dari pukul
09.00 – 16.00, konsumsi untuk tenaga kerja keseluruhannya ditanggung oleh IKM
VCO BUSALANGGA
F.
Proses Produksi
1.
Bahan-bahan yang di gunakan
Adapun Bahan-bahan yang dibutuhkan
dalam proses produksi VCO yaitu sebagai berikut :
a.
Buah kelapa
Buah kelapa yang digunakan sebagai
bahan baku utama VCO yang di ambil dari kebun pemilik IKM, buah kelapa yang di
butuhkan adalah buah kelapa Kering pohon artinya buah kelapa yang yang sabutnya
berwarna coklat yang umurnya sekitar 10-11 bulan.
Gbr. 2.1 Buah Kelapa
buah kelapa yang diperlukan setiap proses adalah sebanyak
40-50 buah.
b.
Ragi
Ragi yang biasanya digunakan dalam
pembuatan VCO adalah Ragi Abu, berpeluang digunakan dalam pengolahan VCO karena
ragi Abu mengandung Banyak Zat Asam seperti Asam Oleat yang dapat menghasilkan
lipase untuk memecah emulsi santan. Dengan demikian, selama proses fermentasi
akan terjadi pemutusan ikatan kimia. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari
teknik pembuatan VCO dengan menggunakan ragi Abu. (Goniwala Elfianus, 2008)
Gbr. 2.2 Ragi
c.
Air
Air digunakan untuk mencuci, memeras
Kelapa yang telah di haluskan membersihkan peralatan-peralatan yang digunakan.
Untuk proses pemerasan (Kelapa halus) takaran yang di tentukan adalah 10 : 6
jika kelapa halus yang di hasilkan adalah 10 butir maka air harus di tambahkan
sebanyak 6 liter
d.
Lap halus dan Lap Kasar
Lap (kain Halus) di gunakan untuk
mengeringkan alat-alat yang telah di gunakan dalam proses Produksi VCO
e.
Kemasan Botol Plastik
Kemasan yang di gunakan dalam pasaran
VCO adalah botol Plastik dengan ukuran 200 mL per botol.
2.
Alat-Alat yang digunakan dalam
Produksi
Alat-alat yang digunakan dalam proses VCO adalah sebagai
berikut :
a.
Parang
Parang yang digunakan dalam proses
produksi adalah untuk mengeluarkan sabut kelapa dari tempurung kelapa dan untuk
membuka tempurung dari daging isi kelapa.
Gbr. 2.3 parang
b.
Papan
Papan yang digunakan untuk menjadikan
sebagai alas untuk membuka tempurung dari daging Kelapa.
Gbr. 2.4 papan potong
c.
Mesin Penggiling
Memarut
kelapa yang sudah dikupas, sehingga menjadi kelapa yang siap diambil santannya.
Gbr 2.5 mesin Pemarut.
d.
Papan Pengepres
Papan yang digunakan dalam proses
pengresan adalah 2 papan yang di susun lalu di jepit untuk mengeluarkan santan.
Gbr. 2.6 papan pengepres.
e.
Bascom
Baskom digunakan sebagai wadah untuk mencuci bahan baku dan
penyimpanan sebelum, pengepresan santan, dan proses fermentasi.
Gbr. 2.7 Baskom
f.
Tovles
Tovles yang di gunakan adalah pada saat minyak di jemur.
g.
Kain Saring
Kain saring yang di gunakan adalah
pada saat penyaringan untuk memisahkan Santan dari Ampas kelapa, dan kain
saring Yang ke dua adalah kain saring untuk memisahkan air dan minyak.
3.
Proses Produksi
Proses pembuatan VCO mulai
dari bahan baku (kelapa) sampai menjadi VCO yaitu :
a.
Pemilihan Bahan Baku
Pemilihan bahan baku yang di lakukan adalah memilih kelapa (kering Pohon)
kelapa yang sabutnya berwarna coklat yang umurnya sekitar 10-11 bulan.
b.
Pengupasan sabut kelapa
Kupas sabut kelapa dengan slumbat sampai sabut tersebut terpisah dari
daging buah kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa. Selain slumbat,
parang atau mesin pengupas kelapa juga bisa digunakan, tergantung skala usaha
yang kita inginkan, dan tentu saja juga disesuaikan dengan anggaran yang kita
miliki. Pada proses ini diperoleh sabut kelapa sebagai hasil sampingnya. Sabut
kelapa masih bisa diolah menjadi berbagai kerajinan tangan.
c.
Penggolokan
Belah kelapa yang masih terselubungi oleh tempurung kelapa menggunakan
golok. Pada proses ini, sekaligus juga bertujuan untuk membuang air kelapa.
Seperti pada sabut, air kelapa juga masih bisa digunakan untuk membuat kecap,
asam, dan nata de coco.
d.
Pencucian Daging Buah
Cuci daging buah kelapa yang sudah terkumpul di dalam ember. Pencucian
sebaiknya menggunakan air mengalir agar lebih cepat bersih, di samping juga
lebih bersifat higienis.
e.
Pemarutan/penghalusan buah
kelapa
Haluskan ukuran daging buah kelapa menggunakan mesin pemarut agar proses pemarutan
bisa berjalan dengan cepat. Usahakan ukuran partikel parutan sekecil mungkin
agar santan yang diperoleh lebih banyak.
f.
Pencampuran air dengan
daging kelapa halus
Campurkan air ke dalam hasil parutan dengan perbandingan 10 : 6. Artinya,
dari hasil parutan 10 butir kelapa ditambahkan 6 liter air. Apabila jumlah air
yang ditambahkan terlalu sedikit, kemungkinan masih ada sisa minyak yang
tertinggal di dalam ampas kelapa. Namun, bila penambahannya terlalu banyak,
hanya akan menyulitkan saat membuang air karena jumlah air dibandingkan minyak
dalam santan jauh lebih banyak.
g.
pengepresan
santan
Remas-remas santan menggunakan tangan lalu jepitlah dengan papan yang telah
di sediakan.
Tujuannya yaitu untuk mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama minyak yang
terdapat dalam butiran daging buah kelapa yang sudah halus. Semakin lama
peremasan tentu saja akan menghasilkan minyak dalam santan yang lebih banyak.
Sebaiknya peremasan dihentikan manakala air bilasan air sudah tidak berwarna
putih (agak bening). Hal ini menandakan bahwa kandungan santan sudah berkurang.
h.
Penyaringan santan
dari ampas
Saring santan menggunakan kain saring. Tujuannya untuk memisahkan antara
santan dengan ampasnya. Peras ampas yang masih terdapat di dalam kain saring
agar sisa santan yang masih terdapat di dalam ampas bisa keluar semuanya.
i.
Pengukuran
Santan
Santan yang telah di saring akan di ukur dengan
menggunakan literan lalu tambahkan ragi sebanyak itu.
j.
Proses
Fermentasi
Santan yang sudah di campur dengan ragi akan di fermentasikan selama 12
jam.
k.
Penyaringan Santan dari
Ragi
Fermentasi yang sudah di lakukan akan di saring dengan menggunakan
dengankain saring dan akan di pisahkan antara minyak dan air.
l.
penjemuran
Minyak yang telah saring jemur di depan cahaya matahari selama 2 hari
hingga menjadi VCO yang siap di kemas.
m.
Pengemasan
Pada proses terakhir adalah minyak yang telah di jemur hingga menjadi VCO
akan di kemas dengan menggunakan botol Plastik.
Flowchart
pembuatan VCO.
Penggolokan/pengupasan
tempurung kelapa dari daging kelapa
|
Siapkan bahan baku
lalu kupas kelapa dari sabutnya
|
Penyaringan santan dari ampas kelapa dan pengukuran santan
|
Pencucian daging kelapa dan Pemarutan/penghalusan
buah kelapa
|
Penyaringan santan dari ragi dan
penjemuran minyak
|
Pencampuran santan dengan ragi
dan
fermentasi selama 12 jam
|
VCO
|
Gbr. 2.8 Flowchart
Pembuatan VCO
4.
Permasalahan IKM/Sentra
Berdasarkan Hasil observasi di lokasi
Kuliah Kerja Profesi (KKP), ditemukan beberapa permasalahan. Adapun
Permasalahan-permasalahan yang terdapat pada IKM VCO Busalangga antara lain:
a. Masalah Pemasaran.
Kegiatan pemasaran yang dilakukan
oleh IKM VCO selama ini adalah menitipkan produk VCO kepada SORUM Kabupaten
Rote, toko-toko, dan apotek dan SORUM di daerah Kupang dan Rote. Oleh karena
itu, proses pemasaran dapat menghambat proses produksi yaitu menunggu hingga
produk yang telah dititipkan habis terjual.
b. Masalah Kemasan.
Kemasan VCO pada IKM VCO Busalangga
merupakan kemasan Botol yang biasa di gunakan di pasaran, masalah yang terjadi
pada saat ini pada IKM VCO Busalangga yaitu persediaan kemasan untuk produk VCO
tidak memenuhi permintaan sehingga dapat menghambat produksi VCO. dan selama in
IKM VCO BUSALANGGA masih mengharapkan bantuan Kemasan dari Dinas PERINDAG
c. Manajemen organisasi
manajemen organisasi Pada IKM VCO
Busalangga juga belum ada sehingga pembagian kerja untuk setiap karyawan pun
belum ada.
d. Rumah Produksi belum ada
Belum adanya tempat untuk produksi dan masih
menggunakan tempat tinggal pemilik usaha dan proses pengolahannya masih
bersifat tradisional.
BAB
III
PEMBAHASAN
Untuk melaksanakan Proses Pengolahan Kelapa Menjadi VCO
memerlukan faktor-faktor pendukung atau sumber daya yang cukup memadai.
Dukungan sumber daya ini meliputi, sumber daya manusia (personalia), modal
(keuangan), sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pengolahan dan sumber
daya lainnya. Dukungan sumber daya tersebut dimaksudkan untuk mencapai
keberhasilan Proses pengolahan sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan.
Dengan melihat permasalahan yang terdapat di IKM VCO
BUSALANGGA. Maka dilakukan pemecahan masalah dengan cara untuk memudahkan para
Karyawan agar dapat bekerja lebih efektif dan efisien, maka IKM VCO BUSALANGGA perlu melakukan pengadaan fasilitas dan
Alat-lat, misalnya; membuat rumah Produksi, pengadaan mesin pengepres agar
kerja lebih efektif karena dengan menggunakan papan akan menghambat produksi
jika papan yang digunakan sudah lapuk/patah.
Adanya perluasan
pasar sehingga tidak hanya mengandalkan pemasaran dengan model penitipan produk
pada suatu tempat tetapi dapat menjual produk secara luas kepada konsumen
dengan memperhatikan mutu produk dalam memberikan kepuasan kepada konsumen,
penentuan harga dan perlu adanya penerapan kegiatan promosi sehingga masyarakat
lebih mengenal akan produk VCO pada IKM VCO BUSALANGGA.
Kemasan merupakan aspek penting dalam
memasarkan suatu produk kepada masyarakat. Produk VCOt yang diproduksi oleh IKM
VCO Busalangga memiliki kemasan yang dapat memberikan daya tarik dan keputusan
konsumen dalam membeli produk tersebut, namun berdasarkan masalah yang dihadapi
maka IKM VCO BUSALANGGA perlu mencari informasi dalam memenuhi permintaan
kemasan sehingga tidak hanya mengandalkan pengadaan kemasan dari
instansi-instansi yang bergerak dalam bidang industri tetapi memiliki tempat
atau link dalam memesan kemasan sendiri sehingga tidak menghambat proses
produksi Kelapa Menjadi VCO tersebut.
Manajemen organisasi merupakan suatu aspek
yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu usaha, yang dimana pada IKM
VCO perlu ada penyusunan struktur organisasi dalam kegiatan industri sehingga
pelaksanaan kegiatan tidak bertumpuh pada seseorang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasrakan
hasil kegiatan pendampingan terhadap IKM VCO BUSALANGGA dapat disimpulkan bahwa
permasalahan utama yang dihadapi oleh IKM OODARO saat ini adalah masalah pemasaran yang dimana
hanya mengandalkan pemasaran produk dengan cara menitipkan produk sehingga
proses distribusi berjalan lambat dan juga menghambat kegiatan produksi.
Masalah kemasan pun perlu diperhatikan sehingga adanya pemenuhan permintaan
kemasan pada IKM VCO BUSALANGGA serta masalah manajemen organisasi harus ada
manajemen yang baik sehingga segala pencatatan biaya-biaya dan pembagian tugas
dapat diatur dengan baik, guna memperlancar kagiatan produksi pada IKM VCO
BUSALANGGA di Kabupaten Rote Ndao.
B. Saran
Sebagai bahan masukan dan penulis, maka
penulis menitkan beberapa saran sebagai berikut:
1. Saya
hanya berharap bahwa bagaimana caranya pihak AKADEMI TEKNIK INDUSTRI MAKASSAR
supaya mahasiswa KKP tepat ditempatkan
di daerah-daerah yang berkembang IKMnya agar mahasiwa bisa mendapatkan ilmu
yang baru untuk membangun daerahnya sendiri.
2. Saya
berharap kepada pihak IKM VCO BUSALANGGA agar dapat memperhatikan beberapa aspek seperti
pemasaran dan manajemen. Selain itu, perlu adanya pembinaan secara terus
menerus kepada IKM yang ada guna membantu dalam mengatasi permasalahan yang
sedang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Akademi Teknik Industri Makassar.2012.Buku Pedoman Penulisan
Proposal
Tugas Akhir dan Laporan Kerja
Praktek. ATIM: Makassar.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Rote
Ndao.2013. Data Industri Kecil dan Menengah Kabupaten Rote Ndao. Ba’a:
Rote Ndao.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar