Jumat, 19 Juli 2013

laporan KKP Desron

DESRON KKP 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Dalam melakukan interaksi/hubungan secara langsung di dalam kehidupan rill suatu masyarakat, mahasiswa memerlukan suatu wadah untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan ke dalam praktek yang nil dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing.
Akademi Teknik Industri Makassar sebagai suatu lembaga Akademik mempunyai peran penting untuk mewadahi hal tersebut yakni menerapkan program Kuliah Kerja Profesi (KKP).
Dalam pelaksanaan KKP, mahasiswa dituntut untuk mampu mengidentifikasi, menganalisis. dan memecahkan masalah dibidangnya secara profesional dalam menghadapi masalah di masa yang akan datang. Selain itu, mahasiswa mampu memahami, menghayati, dan mempunyai rasa tanggung jawab dan berbagai jenis persoalan yang ada.
Oleh karena itu, pelaksanaan program Kuliah Kerja Profesi (KKP) tahun 2013 ini bagi mahasiswa merupakan aplikasi dan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku perkuliahan yang diinterpretasikan ke dalam kehidupan masyarakat sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan study dari Akademi Teknik Industri Makassar.
Salah satu yang menjadi lokasi KKP di Kabupaten Rote Ndao adalah IKM VCO busalangga.
Penempatan mahasiswa KKP di IKM tersebut diharapkan mampu membantu dan bekerja sama dengan Pemilik IKM dan karyawan-karyawannya dalam mengidentifikasi serta memecahkan permasalahan yang ada pada di IKM tersebut.

B.      Maksud Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini adalah
1.      Sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti ujian akhir pendidikan diploma tiga tenaga penyuluh lapangan.
2.      Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pengolahan Kelapa menjadi Virgin Coconout Oil (VCO).
3.      Sebagai laporan hasil kegiatan Kuliah Kerja Praktek dalam melakukan pendampingan pada IKM di Kabupaten Rote Ndao.
4.      Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang pengolahan VCO.
5.      Menganalisa permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh IKM pada IKM VCO Busalangga dan memberikan saran-saran yang membangun demi menyelesaikan  permasalahan yang dihadapi oleh IKM.

C.      Nama IKM Tempat Praktek
Nama IKM tempat KKP yaitu IKM VCO Busalangga yang bergerak dalam bidang pengolahan pangan khususnya dalam pembuatan VCO yang memanfaatkan Kelapa sebagai bahan baku utama. IKM VCO Busalangga terletak di Desa Desa Busalangga Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao.

D.     Jangka Waktu Pelaksanaan  Kulia Kerja Praktek
Jangka waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek yaitu kurang lebih 1  setengah bulan yang dimulai pada tanggal 29 Maret 2013 sampai tanggal 10 Mei 2013.

E.      Kosentrasi/Fokus Kulia Kerja Praktek
Fokus Kuliah Kerja Praktek (KKP) yaitu pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang bergerak dalam bidang pengolahan pangan




F.       Kendala Yang Dihadapi Dalam Kulia Kerja Praktek (KKP)
1.      Tidak adanya data-data IKM tentang volume produksi, jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan volume penjualan setiap tahunnya, sehingga hal ini dapat menghambat dalam pengumpulan data.
2.      Lokasi Kuliah Kerja Praktek yang jauh dari sarana pendukung dalam pengumpulan data seperti warnet dan Perpustakaan.
3.      Lokasi Kuliah Kerja Praktek yang jauh dari tempat tinggal Praktikan.

G.     Metode Pengumpulan Data
Metode atau cara yang dilakukan dalam pengumpulan data selama melakukan kegiatan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yaitu
1.      Wawancara
Wawancara merupakan proses tanya jawab dan tatap muka yang dilakukan oleh seorang penanya atau pewawancara dengan nara sumber tentang suatu kegiatan untuk mendapatkan suatu informasi.
2.      Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk mendapatkan atau memperoleh data ataupun informasi dengan melakukan pengamatan secara langsung.
3.      Diskusi
Diskusi tentang permasalahan yang dihadapi IKM dan alternatif atau jalan keluar penyelesaiannya. 

BAB II
GAMBARAN UMUM
A.     Keadaan IKM/Sentra
IKM/Sentra VCO BUSALANGGA berdiri pada tahun 2008 yang merupakan milik perseorangan yaitu Ibu Delila Zolomodok yang berada di Desa Oelua Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao. IKM VCO BUSALANGGA merupakan industri rumah tangga yang bergerak dalam bidang pangan yaitu mengolah Buah Kelapa menjadi MNYAK KELAPA MURNI atau VIRGIN COCONOUT OIL (VCO).
Selain itu, IKM VCO BUSALANGGA mampu menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar seperti anak-anak yang putus sekolah dan ibu-ibu, sehingga dapat memberikan pendapatan bagi masyarakat sekitar.
Secara ekonomi kondisi ekonomi wilayah Kabupaten Rote Ndao memiliki potensi lahan budidaya Kebun Kelapa yang baik dan kondisi yang tepat.

B.      Jenis dan Jumlah Produksi
Produk yang dihasilkan oleh IKM VCO BUSALANGGA yaitu VCO disamping itu juga memproduksi KECAP KACANG TURIS. Rencana kedepannya akan membuat NATA DE COCO dari air Kelapa.
Dalam proses produksi dilakukan secara manual dari proses pengupasan Buah Kelapa sampai pada proses pecking, akan membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 2 sampai 3 hari kapasitas tin produksi 40 sampai 50 buah kelapa dengan hasil pengemasan produk sebanyak 200 botol dengan berat berat isi 200 mL dan di pasarkan ke toko-toko, Apotek, dan SORUM yang berada di sekitar Kabupaten Rote Ndao dan di Kabupaten Kupang dengan cara di titipkan pada toko-toko tersebut.

C.      Kelembagaan
IKM VCO BUSALANGGA merupakan usaha rumah tangga yang bentuk organisasinya hanya mengenai satu komando atau satu pimpinan yang mengatur seluruh anggota. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh Ibu Delila Zolomodok yang merupakan pemilik usaha ini, akan tetapi jika terjadi permasalahan dalam IKM VCO BUSALANGGA maka akan diadakan musyawarah dengan seluruh anggota kelompok dan pimpinan juga menerima usulan dan saran dari Anggota-anggotanya.

D.     Permodalan
Pada awal mendirikan usaha dodol rumput laut modal yang digunakan adalah modal pribadi yaitu sebesar Rp. 1.000.000 dan bantuan dari WVI (Wahana Visi Indonesia) serta FAO dalam bentuk pembinaan, pelatihan dan pengadaan kemasan serta bantuan mesin-mesin produksi. Modal awal digunakan untuk membeli alat-alat yang di gunakan dalam pembuatan VCO.
E.      Ketenagakerjaan
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam IKM VCO BUSALANGGA berjumlah 7 orang. diantarnya 2 oang laki-laki dan 5 orang perempuan. Dalam IKM OODARO tidak ada pembagian kerja yang mutlak untuk setiap pekerjaannya akan tetapi dalam proses pengupasan dan penggilingan buah kelapa dipercayakan kepada 2 orang untuk proses tersebut.
Upah yang diberikan untuk setiap karyawan sebesar Rp. 100.000/bulan. Waktu kerja maksimal yang ditetapkan oleh IKM VCO BUSALANGGA yaitu 8 jam kerja di mulai dari pukul 09.00 – 16.00, konsumsi untuk tenaga kerja keseluruhannya ditanggung oleh IKM VCO BUSALANGGA

F.       Proses Produksi
1.      Bahan-bahan yang di gunakan
Adapun Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi VCO yaitu sebagai berikut :
a.      Buah kelapa
Buah kelapa yang digunakan sebagai bahan baku utama VCO yang di ambil dari kebun pemilik IKM, buah kelapa yang di butuhkan adalah buah kelapa Kering pohon artinya buah kelapa yang yang sabutnya berwarna coklat yang umurnya sekitar 10-11 bulan.
Gbr. 2.1 Buah Kelapa
buah kelapa yang diperlukan setiap proses adalah sebanyak 40-50 buah.

b.      Ragi
Ragi yang biasanya digunakan dalam pembuatan VCO adalah Ragi Abu, berpeluang digunakan dalam pengolahan VCO karena ragi Abu mengandung Banyak Zat Asam seperti Asam Oleat yang dapat menghasilkan lipase untuk memecah emulsi santan. Dengan demikian, selama proses fermentasi akan terjadi pemutusan ikatan kimia. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari teknik pembuatan VCO dengan menggunakan ragi Abu. (Goniwala Elfianus, 2008)
Gbr. 2.2 Ragi
c.       Air
Air digunakan untuk mencuci, memeras Kelapa yang telah di haluskan membersihkan peralatan-peralatan yang digunakan. Untuk proses pemerasan (Kelapa halus) takaran yang di tentukan adalah 10 : 6 jika kelapa halus yang di hasilkan adalah 10 butir maka air harus di tambahkan sebanyak 6 liter

d.      Lap halus dan Lap Kasar
Lap (kain Halus) di gunakan untuk mengeringkan alat-alat yang telah di gunakan dalam proses Produksi VCO

e.      Kemasan Botol Plastik
Kemasan yang di gunakan dalam pasaran VCO adalah botol Plastik dengan ukuran 200 mL per botol.

2.      Alat-Alat yang digunakan dalam Produksi
Alat-alat yang digunakan dalam proses VCO adalah sebagai berikut :

a.      Parang
Parang yang digunakan dalam proses produksi adalah untuk mengeluarkan sabut kelapa dari tempurung kelapa dan untuk membuka tempurung dari daging isi kelapa.
Gbr. 2.3 parang

b.      Papan
Papan yang digunakan untuk menjadikan sebagai alas untuk membuka tempurung dari daging Kelapa.
Gbr. 2.4 papan potong

c.       Mesin Penggiling
Memarut kelapa yang sudah dikupas, sehingga menjadi kelapa yang siap diambil santannya.
Gbr 2.5 mesin Pemarut.

d.      Papan Pengepres
Papan yang digunakan dalam proses pengresan adalah 2 papan yang di susun lalu di jepit untuk mengeluarkan santan.
Gbr. 2.6 papan pengepres.


e.      Bascom
Baskom digunakan sebagai wadah untuk mencuci bahan baku dan penyimpanan sebelum, pengepresan santan, dan proses fermentasi.
Gbr. 2.7 Baskom

f.        Tovles
Tovles yang di gunakan adalah pada saat minyak di jemur.

g.      Kain Saring
Kain saring yang di gunakan adalah pada saat penyaringan untuk memisahkan Santan dari Ampas kelapa, dan kain saring Yang ke dua adalah kain saring untuk memisahkan air dan minyak.






3.      Proses Produksi
Proses pembuatan VCO mulai dari bahan baku (kelapa) sampai menjadi VCO yaitu :
a.      Pemilihan Bahan Baku
Pemilihan bahan baku yang di lakukan adalah memilih kelapa (kering Pohon) kelapa yang sabutnya berwarna coklat yang umurnya sekitar 10-11 bulan.

b.      Pengupasan sabut kelapa
Kupas sabut kelapa dengan slumbat sampai sabut tersebut terpisah dari daging buah kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa. Selain slumbat, parang atau mesin pengupas kelapa juga bisa digunakan, tergantung skala usaha yang kita inginkan, dan tentu saja juga disesuaikan dengan anggaran yang kita miliki. Pada proses ini diperoleh sabut kelapa sebagai hasil sampingnya. Sabut kelapa masih bisa diolah menjadi berbagai kerajinan tangan.

c.       Penggolokan
Belah kelapa yang masih terselubungi oleh tempurung kelapa menggunakan golok. Pada proses ini, sekaligus juga bertujuan untuk membuang air kelapa. Seperti pada sabut, air kelapa juga masih bisa digunakan untuk membuat kecap, asam, dan nata de coco.
d.      Pencucian Daging Buah
Cuci daging buah kelapa yang sudah terkumpul di dalam ember. Pencucian sebaiknya menggunakan air mengalir agar lebih cepat bersih, di samping juga lebih bersifat higienis.

e.      Pemarutan/penghalusan buah kelapa
Haluskan ukuran daging buah kelapa menggunakan mesin pemarut agar proses pemarutan bisa berjalan dengan cepat. Usahakan ukuran partikel parutan sekecil mungkin agar santan yang diperoleh lebih banyak.

f.        Pencampuran air dengan daging kelapa halus
Campurkan air ke dalam hasil parutan dengan perbandingan 10 : 6. Artinya, dari hasil parutan 10 butir kelapa ditambahkan 6 liter air. Apabila jumlah air yang ditambahkan terlalu sedikit, kemungkinan masih ada sisa minyak yang tertinggal di dalam ampas kelapa. Namun, bila penambahannya terlalu banyak, hanya akan menyulitkan saat membuang air karena jumlah air dibandingkan minyak dalam santan jauh lebih banyak.

g.      pengepresan santan
Remas-remas santan menggunakan tangan lalu jepitlah dengan papan yang telah di sediakan. Tujuannya yaitu untuk mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama minyak yang terdapat dalam butiran daging buah kelapa yang sudah halus. Semakin lama peremasan tentu saja akan menghasilkan minyak dalam santan yang lebih banyak. Sebaiknya peremasan dihentikan manakala air bilasan air sudah tidak berwarna putih (agak bening). Hal ini menandakan bahwa kandungan santan sudah berkurang.
h.      Penyaringan santan dari ampas
Saring santan menggunakan kain saring. Tujuannya untuk memisahkan antara santan dengan ampasnya. Peras ampas yang masih terdapat di dalam kain saring agar sisa santan yang masih terdapat di dalam ampas bisa keluar semuanya.
i.        Pengukuran Santan
Santan yang telah di saring akan di ukur dengan menggunakan literan lalu tambahkan ragi sebanyak itu.
j.        Proses Fermentasi
Santan yang sudah di campur dengan ragi akan di fermentasikan selama 12 jam.


k.      Penyaringan Santan dari Ragi
Fermentasi yang sudah di lakukan akan di saring dengan menggunakan dengankain saring dan akan di pisahkan antara minyak dan air.
l.        penjemuran
Minyak yang telah saring jemur di depan cahaya matahari selama 2 hari hingga menjadi VCO yang siap di kemas.
m.    Pengemasan
Pada proses terakhir adalah minyak yang telah di jemur hingga menjadi VCO akan di kemas dengan menggunakan botol Plastik.











Flowchart pembuatan VCO.
Penggolokan/pengupasan tempurung kelapa dari daging kelapa

Siapkan bahan baku
lalu kupas kelapa dari sabutnya
Penyaringan santan dari ampas kelapa dan pengukuran santan
Pencucian daging kelapa dan Pemarutan/penghalusan buah kelapa

Penyaringan santan dari ragi dan
penjemuran minyak
Pencampuran santan dengan ragi
dan
 fermentasi selama 12 jam
VCO














Gbr. 2.8 Flowchart Pembuatan VCO






4.      Permasalahan IKM/Sentra
Berdasarkan Hasil observasi di lokasi Kuliah Kerja Profesi (KKP), ditemukan beberapa permasalahan. Adapun Permasalahan-permasalahan yang terdapat pada IKM VCO Busalangga antara lain:

a.      Masalah Pemasaran.
Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh IKM VCO selama ini adalah menitipkan produk VCO kepada SORUM Kabupaten Rote, toko-toko, dan apotek dan SORUM di daerah Kupang dan Rote. Oleh karena itu, proses pemasaran dapat menghambat proses produksi yaitu menunggu hingga produk yang telah dititipkan habis terjual.

b.      Masalah Kemasan.
Kemasan VCO pada IKM VCO Busalangga merupakan kemasan Botol yang biasa di gunakan di pasaran, masalah yang terjadi pada saat ini pada IKM VCO Busalangga yaitu persediaan kemasan untuk produk VCO tidak memenuhi permintaan sehingga dapat menghambat produksi VCO. dan selama in IKM VCO BUSALANGGA masih mengharapkan bantuan Kemasan dari Dinas PERINDAG
c.       Manajemen organisasi
manajemen organisasi Pada IKM VCO Busalangga juga belum ada sehingga pembagian kerja untuk setiap karyawan pun belum ada.
d.      Rumah Produksi belum ada
Belum adanya tempat untuk produksi dan masih menggunakan tempat tinggal pemilik usaha dan proses pengolahannya masih bersifat tradisional.














BAB III
PEMBAHASAN
Untuk melaksanakan Proses Pengolahan Kelapa Menjadi VCO memerlukan faktor-faktor pendukung atau sumber daya yang cukup memadai. Dukungan sumber daya ini meliputi, sumber daya manusia (personalia), modal (keuangan), sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pengolahan dan sumber daya lainnya. Dukungan sumber daya tersebut dimaksudkan untuk mencapai keberhasilan Proses pengolahan sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan.
Dengan melihat permasalahan yang terdapat di IKM VCO BUSALANGGA. Maka dilakukan pemecahan masalah dengan cara untuk memudahkan para Karyawan agar dapat bekerja lebih efektif dan efisien, maka IKM VCO BUSALANGGA  perlu melakukan pengadaan fasilitas dan Alat-lat, misalnya; membuat rumah Produksi, pengadaan mesin pengepres agar kerja lebih efektif karena dengan menggunakan papan akan menghambat produksi jika papan yang digunakan sudah lapuk/patah.
Adanya perluasan pasar sehingga tidak hanya mengandalkan pemasaran dengan model penitipan produk pada suatu tempat tetapi dapat menjual produk secara luas kepada konsumen dengan memperhatikan mutu produk dalam memberikan kepuasan kepada konsumen, penentuan harga dan perlu adanya penerapan kegiatan promosi sehingga masyarakat lebih mengenal akan produk VCO pada IKM VCO BUSALANGGA.
Kemasan merupakan aspek penting dalam memasarkan suatu produk kepada masyarakat. Produk VCOt yang diproduksi oleh IKM VCO Busalangga memiliki kemasan yang dapat memberikan daya tarik dan keputusan konsumen dalam membeli produk tersebut, namun berdasarkan masalah yang dihadapi maka IKM VCO BUSALANGGA perlu mencari informasi dalam memenuhi permintaan kemasan sehingga tidak hanya mengandalkan pengadaan kemasan dari instansi-instansi yang bergerak dalam bidang industri tetapi memiliki tempat atau link dalam memesan kemasan sendiri sehingga tidak menghambat proses produksi Kelapa Menjadi VCO tersebut.
Manajemen organisasi merupakan suatu aspek yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu usaha, yang dimana pada IKM VCO perlu ada penyusunan struktur organisasi dalam kegiatan industri sehingga pelaksanaan kegiatan tidak bertumpuh pada seseorang.








BAB IV
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Berdasrakan hasil kegiatan pendampingan terhadap IKM VCO BUSALANGGA dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama yang dihadapi oleh IKM OODARO  saat ini adalah masalah pemasaran yang dimana hanya mengandalkan pemasaran produk dengan cara menitipkan produk sehingga proses distribusi berjalan lambat dan juga menghambat kegiatan produksi. Masalah kemasan pun perlu diperhatikan sehingga adanya pemenuhan permintaan kemasan pada IKM VCO BUSALANGGA serta masalah manajemen organisasi harus ada manajemen yang baik sehingga segala pencatatan biaya-biaya dan pembagian tugas dapat diatur dengan baik, guna memperlancar kagiatan produksi pada IKM VCO BUSALANGGA di Kabupaten Rote Ndao.

B.      Saran
Sebagai bahan masukan dan penulis, maka penulis menitkan beberapa saran sebagai berikut:
1.      Saya hanya berharap bahwa bagaimana caranya pihak AKADEMI TEKNIK INDUSTRI MAKASSAR supaya  mahasiswa KKP tepat ditempatkan di daerah-daerah yang berkembang IKMnya agar mahasiwa bisa mendapatkan ilmu yang baru untuk membangun daerahnya sendiri.
2.      Saya berharap kepada pihak IKM VCO BUSALANGGA agar dapat memperhatikan beberapa aspek seperti pemasaran dan manajemen. Selain itu, perlu adanya pembinaan secara terus menerus kepada IKM yang ada guna membantu dalam mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi.















DAFTAR PUSTAKA

Akademi Teknik Industri Makassar.2012.Buku Pedoman Penulisan Proposal
Tugas Akhir dan Laporan Kerja Praktek. ATIM: Makassar.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Rote Ndao.2013. Data Industri Kecil dan Menengah Kabupaten Rote Ndao. Ba’a: Rote Ndao.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar