Jumat, 19 Juli 2013

Tugas akhir


PEMANFATAN HASIL SAMPING DARI PENGOLAHAN KELAPA
(AIR KELAPA) MENJADI NATA DE COCO
DESRON M KUEAIN
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Kabupaten Rote Ndao merupakan kabupaten yang paling selatan di Negara Republik Indonesia dan merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2002, dengan Ibu Kota di Ba’a.
Secara umum keadaan topografi Kabupaten Rote Ndao adalah sebagian besar adalah dataran tinggi dan sebagian terdiri dari dataran rendah. Dengan Permukaan tanah umumnya berbukit - bukit dan bergunung - gunung (32.625 Ha) dan dari dataran rendah (45.250 Ha) dengan tingkat kemiringan rata - rata mencapai 45 %. Kontur pulau Rote berfariasi, pada daerah pantai ketinggian 0 - 10 m diatas permukaan laut sedangkan di bagian tengah mencapai ketinggian 200 - 1500 m dengan tingkat kemiringan 40 - 60% (BPS Kabupaten Rote Ndao 2012).
Oleh karena itu penggunaan lahan di Kabupaten Rote Ndao didominasi oleh hutan, lahan sawah, perkebunan dan tegal/kebun. Dari data lahan sawah yang ada sebenarnya masih banyak dari lahan tersebut belum diusahakan. Ini merupakan potensi yang masih dapat dikembangkan. Pada saat ini jenis sawah yang dominan adalah sawah tadah hujan mencakup 62% lahan sawah yang telah diusahakan, kemudian diikuti oleh sawah dengan irigasi sederhana. Lahan sawah dengan sistem irigasi setengah teknis banyak terdapat di kecamatan Lobalain, Rote Tengah, Rote Selatan, Rote Barat, Rote Barat Daya, Rote Barat Laut, Landu Leko dan Rote Timur. Luas lahan sawah terbesar terdapat di Kecamatan Rote Tengah Lahan sawah terdapat disemua kecamatan di Kabupaten Rote Ndao (BPS Kabupaten Rote Ndao 2012).
Komoditi perkebunan di Kabupaten Rote Ndao antara lain : kelapa, lontar, jambu mente, jarak, pinang, kapuk dan jeruk nipis Luas areal tanaman kelapa mencapai 4.631 Ha dengan tingkat produksi yang tinggi / tahun. Ada beberapa bentuk hasil kelapa yakni : kelapa muda, kopra, minyak goreng dan minyak VCO (Virgin Coconut Oil). Sedangkan hasil lain seperti serabut, tempurung dan air kelapa belum dimanfaatkan.
            Tabel 1.1 Produksi Kelapa Menurut Kecamatan (Ton)
Kecamatan
Jumlah (Ton)
Lobalain
5.250
Rote Tengah
1.450
Rote Timur
3.435
Rote Barat Laut
1.272
Rote Selatan
2.320
Rote Barat
1.896
Landu Leko
2.165
Rote Barat Daya
1.036
  Sumber : BPS Kabupaten Rote Ndao 2012
 
                                     

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka potensi limbah dari kelapa akan semakin meningkat pula sehingga perlu dilakukan pemanfaatan terhadap limbah seperti air kelapa. Pemanfaatan tersebut dikarenakan bahan ini yang memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, dan karena kandungan inilah maka dapat juga dikonsumsi oleh manusia.
Dalam tugas akhir ini, penulis akan mengolah air kelapa menjadi nata de coco aneka rasa. Hasil olahan yang lezat, bergizi dan bernilai jual tinggi inilah yang akan menjadi peluang usaha baru yang akan dikembangkan. Disamping bahan baku yang mudah diperoleh dan sangat murah karena merupakan limbah dari berbagai produk IKM pengolah Kopra, Minyak kelapa dan VCO,  karena masih jarang yang mengetahui tentang manfaat dan pengolahan dari limbah air kelapa khususnya di Kabupaten Rote Ndao.



B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang kemudian akan diselesaikan adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana langkah-langkah proses pengolahan dalam mengolah air kelapa menjadi nata de coco ?
2.      Bagaimana cara menguji organoleptik ?
3.      Bagaimana nilai ekonomis yang dihasilkan untuk dikembangkan menjadi sebuah lahan bisnis baru dilihat dari aspek pemasaran dan finansial?

C.      Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui langkah-langkah proses pengolahan dalam mengolah  air kelapa menjadi nata de coco.
2.      Untuk mengetahui hasil uji organoleptik apakah produk sudah baik.
3.      Untuk mengetahui nilai ekonomis yang dihasilkan untuk dikembangkan menjadi sebuah lahan bisnis baru dilihat dari aspek pemasaran dan finansial.

D.     Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak berikut :
1.      Bagi Penulis
Untuk menerapkan teori-teori dari pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan serta menjadi bekal bagi penulis untuk membuka peluang bisnis baru di masa yang akan datang.
2.      Bagi Masyarakat Kabupaten Rote Ndao.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan inspirasi bagi masyarakat Kabupaten Rote Ndao untuk memanfaatkan limbah air kelapa maupun limbah bahan pangan lain yang banyak dibuang menjadi berbagai produk bernilai ekonomis.
3.      Bagi lingkungan
Penelitian ini diharapkan dapat menguragi limbah air kelapa yang berpotensi mencemari lingkungan, dengan adanya pemanfaatan limbah, lingkungan menjadi lebih bersih, aman, nyaman dan sehat serta meningkatkan nilai guna dari kelapa.
4.      Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi khususnya bagi yang berminat pada permasalahan pengolahan limbah air kelapa.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     KELAPA
Kelapa merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Ada dua pendapat mengenai asal usul kelapa yaitu dari Amerika Selatan menurut D.F. Cook, Van Martius Beccari dan Thor Herjerdahl dan dari Asia atau Indo Pasific menurut Berry, Werth, Mearil, Mayurathan, Lepesma, dan Pureseglove. Kata coco pertama kali digunakan oleh Vasco da Gama, atau dapat juga disebut Nux Indica, al djanz al kindi, ganz-ganz, nargil, narlie, tenga, temuai, coconut, dan pohon kehidupan ( Yuliadi soekardi, 2012 ).
Kelapa atau cocos nucifera, adalah tumbuhan palma pantai yang pohonnya tinggi. Hampir semua bagian dari tanaman ini bisa di manfaatkan manusia. Batangnya bisa di gunakan untuk bahan bangunan; akarnya untuk obat, baik untuk manusia maupun hewan seperti kuda; daunnya untuk berbagai anyaman, untuk kayu bakar, sampai sapu lidi; umbutnya untuk acar; bunganya untuk obat manusia dan kuda, buah kelapanya yang muda untuk berbagai minuman dan obat tradisional; serta buah kelapa yang tua dimanfaatkan untuk berbagai macam masakan dan makanan. ( Yuliadi soekardi, 2012 ).
Kelapa dijuluki pohon kehidupan, karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan seperti berikut:
1)      sabut: coir fiber, keset, sapu, matras, bahan pembuat spring bed;
2)      tempurung: charcoal, carbon aktif dan kerajinan tangan;
3)      daging buah: kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan, kelapa parutan kering(desiccated coconut);
4)       air kelapa: cuka, Nata de Coco;
5)      batang klelapa: bahan bangunan untuk kerangka atau atap;
6)      daun kelapa: Lidi untuk sapu, barang anyaman (dekorasi pesta atau Mayang);
7)      nira kelapa: gula merah (kelapa). Dari semua hasil pengolahan yang di dapat dari Tanaman kelapa sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia dan dapat memenuhi kebutuhan manusia setiap hari ( Yuliadi soekardi, 2012).
Tabel 2.1 Komposisi Buah Kelapa.
Komponen
Jumlah Berat %
Sabut
25-32
Tempurung
12-13,1
Daging Buah
28-34,9
Air Kelapa
19,2-25
(Sumber Palungkung, 2004)

B.      AIR KELAPA
Produksi air kelapa cukup berlimpah di Indonesia yaitu mencapai lebih dari 1 sampai 900 juta liter per tahun. Namun pemanfaatannya dalam industri pangan belum menonjol, sehingga masih banyak air kelapa terbuang percuma, selain mubazir, buangan air kelapa dapat menimbulkan polusi asam asetat, akibat proses fermentasi dari limbah air kelapa tersebut (Onifade,2003 ; Warisno,2004).
Air kelapa mempunyai potensi yang baik untuk dibuat menjadi minuman fermentasi, karena kandungan zat gizinya, kaya akan nutrisi yaitu gula, protein, lemak dan relatif lengkap sehingga sangat baik untuk pertumbuhan bakteri penghasil produk pangan. Air kelapa mengandung sejumlah zat gizi, yaitu protein 0,2 %, lemak 0,15%, karbohidrat 7,27 %, gula, vitamin, elektrolit dan hormon pertumbuhan. Kandungan gula maksimun 3 gram per 100 ml air kelapa. Jenis gula yang terkandung adalah sukrosa, glukosa, fruktosa dan sorbitol. Gula-gula inilah yang menyebabkan air kelapa muda lebih manis dari air kelapa yang lebih tua. (Warisno, 2004).
Disamping itu air kelapa juga mengandung mineral seperti kalium dan natrium. Mineral-mineral itu diperlukan dalam poses metabolisme, juga dibutuhkan dan pembentukan kofaktor enzim-enzim ekstraseluler oleh bakteri pembentuk selulosa. Selain mengandung mineral, air kelapa juga mengandung vitamin-vitamin seperti riboflavin, tiamin, biotin. Vitamin-vitamin tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan maupun aktivitas Acetobacter xylinum pada saat fermentasi berlangsung sehingga menghasilkan selulosa bakteri. Oleh karena itulah air kelapa dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk pembuatan selulosa bakteri atau nata de coco, disamping untuk memanfaatkan limbah air kelapa sehingga dapat mengurangi dampak negatip yang di akibatkan limbah air kelapa tersebut. (Pambayun, 2002 ; Ulrike, 2005).
Buah kelapa yang terlalu muda belum memiliki daging buah, dan air kelapa muda rasanya lebih manis, mengandung mineral 4 %, gula 2%. Perbandingan komposisi air kelapa muda dengan air kelapa tua dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Perbandingan Komposisi Air Buah Kelapa Muda dan Air Kelapa Tua
Air Kelapa
(dalam 100 g)
Air Kelapa Muda
(%)
Air Kelapa Tua
(%)
Kalori
17,0 Kal
-
Protein
0,2 g
0,14 g
Lemak
1,0 g
1,50 g
Karbohirat
3,8 g
4,60 g
Kalsium
15,0 mg
-
Fosfor
8,0 mg
0,50 g
Besi
0,2 mg
-
Asam Askrobat
1,0 mg
-
Air
95,5 g
91,50 g
Bagian yang dimakan
100 g

(Sumber Palungkung, 2004)
Air kelapa dari buah tua hanya mengandung beberapa vitamin dalam jumlah kecil. Kandungan vitamin C –nya hanya 0.7 – 3.7 mg/100 mg air buah, asam nikotinat 0.64 g/ml, asam panthotenat 0.52 g/ml, biotin 0.02 g/ml, riboflavin 0.01 g/ml dan asam folat hanya 0.003 g/ml. selain itu, air kelapa dari buah yang tua juga mengandung asam amino bebas sebanyak 4.135 g/100 g sisa alkohol. Air kelapa dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Selain sebagai penyegar tenggorokan, juga dapat diolah menjadi sirop, Nata de Coco dan lain-lain.
Air kelapa sangat baik digunakan sebagai bahan dalam pembuatan nata, karena mengandung nutrisi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan, perkembangbiakan, dan aktivitas bibit nata yang berupa bakteri Acetobacter xylinum. Untuk Pertumbuhan dan aktivitasnya, Acetobacter xylinum membutuhkan unsur makro dan mikro. Unsur makro terdiri atas karbon dan nitrogen.
Sebagian dari kebutuhan akan karbon tersebut sudah dapat diperoleh dari dalam air kelapa dalam bentuk karbohidrat sederhana, misalnya sukrosa, glukosa, fruktosa, dan lain-lainnya. Sementara nitrogen juga dapat diperoleh dari protein yang terkandung dalam air kelapa, meskipun dalam jumlah yang kecil.
Kelengkapan asam-asam amino dalam air kelapa ini sangat mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitas bibit nata Acetobacter xylinum. Selain karbohidrat dan protein, air kelapa yang telah tua juga mengandung berbagai mineral yang sangat diperlukan oleh Acetobacter xylinum. Kelengkapan unsur mineral yang terkandung dalam air kelapa tua tersebut merupakan faktor kelebihan air kelapa jika dibandingkan dengan bahan pembuatan nata lainnya.
Sebagai contoh, kalium (K), natrium (Na), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan fosfor (P), merupakan unsur mineral utama yang terkandung dalam air kelapa tua, yang sangat dibutuhkan oleh Acetobacter xylinum.
Air kelapa yang baik adalah yang diperoleh dari kelapa tua optimal, tidak terlalu tua dan tidak pula terlalu muda. Dalam air kelapa yang terlalu tua, terkandung minyak dari kelapa yang dapat menghambat pertumbuhan bibit nata Acetobacter xylinum.
Sebaliknya, air kelapa yang masih muda belum mengandung mineral yang cukup di dalamnya, sehingga kurang baik apabila digunakan sebagai bahan pembuatan nata (Pambayun R.,2002).

C.      ACETOBACTER XYLINUM
Acetobacter xylinum adalah satu anggota dari Acetobacteraceae yang dikenal dengan bakteri penghasil cuka, dalam industri cuka dengan mengkonversi etanol menjadi cuka. Bakteri ini merupakan gram negatif yang berbentuk elips atau tongkat melengkung (Yuliadi Soekardi 2012).
Acetobacter xylinum pertama kali diisolasi pada tahun 1886 oleh Coklat.. Acetobacter xylinum merupakan bakteri aerobik, yang memerlukan oksigen untuk respirasi dalam metabolisme. Acetobacter xylinum dapat mengoksidasi etanol menjadi asam asetat, juga dapat mengoksidasi asetat dan laktat menjadi CO2 dan H2O. (Dubey et all, 2005).
Berbagai spesies Acetobacter dapat ditemukan pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Bakteri inilah yang menyebabkan pengasaman jus buah-buahan dan minuman beralkohol (bir, anggur) (Banwart, 2004 ; Dubey, 2005).
Spesies Acetobacter yang telah di kenal antara lain: A.aceti, A.arleanensis, A.liquefasiensis, A.xylinum. Meskipun ciri-ciri yang dimiliki hampir sama dengan spesies lainnya, A xylinum dapat di bedakan dengan spesies yang lainnya, karena sifatnya yang unik. Bila A.xylinum di tambahkan pada medium yang mengandung gula, bakteri ini dapat mensintesis selulosa dari glukosa. Dalam medium cair Acetobacter xylinum, mampu membentuk suatu lapisan tipis, yang dapat mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Bakteri ini terperangkap dalam massa benang-benang yang dibuatnya, sehingga menghasilkan massa yang kokoh, kenyal, tebal dan transparan (tembus pandang). (Ceinhaska, 2004 ). mengandung gula, bakteri ini dapat mensintesis selulosa dari glukosa. Dalam medium cair Acetobacter xylinum, mampu membentuk suatu lapisan tipis, yang dapat mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Bakteri ini terperangkap dalam massa benang-benang  yang dibuatnya, sehingga menghasilkan massa yang kokoh, kenyal, tebal dan transparan (tembus pandang). (Ceinhaska, 2004 ).
Taksonomi Acetobacter xylinum sebagai berikut.
Domain : Bacteria.
Phylum : Protobacteria.
Kelas : Alphaprotobacteria.
Ordo : Rhodospirillales.
Famili : Acetobacteraceae
Genus : .Acetobacter
Spesies :Acetobacter xylinum
http/waluhhangit.blogspot.com/2013)
Bakteri Acetobacter xylinum tumbuh baik dalam media yang memiliki pH 3 – 4. Jika pH lebih dari empat atau kurang dari tiga, maka proses fermentasi tidak akan dapat berjalan optimum. Suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum adalah pada suhu kamar (suhu 26 -28oC).

D.     NATA DE COCO
Air kelapa muda sebagai minuman cukup digemari namaun belum digarap dengan baik, sementara dari air kelapa tua telah dikembangkan beberapa produk industri, tetapi sayang pemasarannya masih terbatas.
Pemanfaatan limbah pengolahan kelapa berupa air kelapa merupakan cara mengoptimalkan pemanfaatan buah kelapa. Limbah air kelapa cukup baik digunakan untuk substrat pembuatan Nata de Coco. Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil Nata de Coco. Nutrisi yang terkandung dalam air kelapa antara lain : gula sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam antara lain Mg2+3,54 gr/l (Yuliadi Soekardi,2012), serta adanya faktor pendukung pertumbuhan (growth promoting factor) merupakan senyawa yang mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri penghasil nata (A. xylinum) (Yuliadi Soekardi, 2012).
Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh A. xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa metabolit diantaranya adalah selulosa yang membentuk Nata de Coco. Senyawa peningkat pertumbuhan mikroba (growth promoting factor) akan meningkatkan pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu meningkatkan aktifitas enzim kinase dalam metabolisme di dalam sel A. xylinum untuk menghasilkan selulosa. Dengan perrtimbangan diatas maka pemanfaatan limbah air kelapa merupakan upaya pemanfaatan limbah menjadi produk yang memiliki nilai tambah.
Menurut B.C. Sison (1977) komposisi dari air kelapa adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Komposisi Air kelapa dalam %
Komposisi
Prosentasi ( % )
Specific grafity
1,02
Bahan padat
4,71
Gula
2,56
Abu
0,46
Minyak
0,55
Senyawa khlorida
0,17
(Sumber Yuliadi Soekardi 2012)
Nata de coco merupakan makanan olahan dari sari kelapa ini mulai diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 1987. Kata nata diduga berasal dari bahasa Spanyol, yaitu nadar yang berarti berenang. Dugaan lain, kata ini berasal dari bahasa latin “nature” artinya terapung. Sedangkan menurut (Yuliadi Soekardi, 2012), nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim (cream). Jadi nata de coco adalah krim yang berasal dari air kelapa.
Nata de coco adalah bahan padat seperti agar-agar tapi lebih kenyal, atau seperti kolang-kaling, tetapi lembek, berwarna putih transparan. Sejenis makanan penyegar atau pencuci mulut (Yuliadi Soekardi, 2012).
Perluh diketahui bahawa Balai Mikrobiologi Publitbang Biologi LIPI sudah meneliti secara kimia bahwa nata de coco ini ternyata mengandung nilai Nutrisi yang tinggi.
Tabel 2.4. Nutrisi Nata dalam 100 gram
Kalori
146 kal
Lemak
O,3 %
Karbohidrat
3,61 mg
Kalsium
12 mg
Fosfor
2 mg
Fe
0,5 mg
(sumber Yuliadi Soekardi, 2012)
Yuliadi Soekardi (2012) dalam bukunya menyimpulkan bahwa Nata de Coco di bentuk oleh mikroorganisme acetobacter xylinum.
Acetobcter xylinum akan membentuk gel pada permukaan air larutan yang mengandung gula. Sementara Nata De Coco adalah Sellulosa, yang bila dilihatdari mikroskop akan tampak seperti masa Fibril yang tidak teratur dan mirip benang atau kapas.

E.      EVALUASI POTENSI EKONOMI
Dalam Evaluasi potensi ekonomi dibahas tiga aspek penting yaitu aspek produksi, aspek pemasaran dan aspek finansial.
1.      Aspek Produksi
Aspek produksi adalah aspek yang berhubungan dengan pembangunan dari proyek yang direncanakan, baik dilihat dari faktor lokasi, luas produksi, proses produksi, penggunaan teknologi (mesin/peralatan) maupun keadaan lingkungan yang berhubungan dengan proses produksi (Daniel,2009).
Aspek produksi meliputi tiga hal utama yaitu input berupa bahan baku dan bahan penolong, proses meliputi teknis dan teknologi seperti proses pembuatan, penentuan bahan baku utama serta peralatan serta output yang meliputi produk jadi. Aspek produksi mempunyai pengaruh besar dalam rangka analisa kelayakan suatu perusahaan yaitu terdapat kelancaran jalannya usaha. Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya serta pemilihan teknologi (Umar,2005). Analisis ini bertujuan untuk memastikan bahwa ide/gagasan yang telah dipilih itu layak, ketersediaan lokasi, alat dan bahan (Jumingan,2009).
2.      Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran menempati urutan pertama dalam menjalankan suatu bidang usaha berbasis ekonomi. Melalui kegiatan ekonomi, barang dan jasa mengalir dari produsen ke konsumen. Dimana pemasaran merupakan tugas terakhir dari kegiatan ekonomi dalam memuaskan kebutuhan hidup manusia. Itulah sebabnya pemasaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan kenyataan ataupun fenomena yang ada dalam masyarakat, terutama yang berhubungan dengan perekonomian. Dari segi pemasaran perusahaan dapat beroperasi secara lancar, bilamana produk yang dihasilkan mampu mendapatkan tempat dipasaran serta dapat menghasilkan penjualan yang memadai dan menguntungkan (Umar,2005). Adapun pengertian dari pemasaran menurut Philip Kotler yang dikutip dari buku Studi Kelayakan Bisnis (Kasmir, 2010) adalah :“ Suatu Proses Sosial dan Manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain “.
Secara lebih luas, pemasaran dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan dan menjual produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu. Pemasaran berusaha menciptakan dan mempertukarkan produk baik barang maupun jasa kepada konsumen di pasar (Kasmir,2010)
a.         Uji Organoleptik
Uji organoleptik merupakan suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis, dan interpretasi atribut-atribut produk melalui lima pancaindera manusia; penglihatan, penciuman, pencicipan, peraba, dan pendengaran (Dwi dkk,2010).
Uji organoleptik pada dasarnya bersifat objektif dan subjektif. Analisis objektif ingin menjawab pertanyaan dasar dalam penilaian kualitas suatu produk, yaitu pembedaan dan deskripsi, sementara subjektif berkaitan dengan kesukaan ataupun penerimaan (Desron 2013).
Tujuan uji organoleptik adalah untuk mengetahui respon atau kesan yang diperoleh pancaindera manusia terhadap suatu rangsangan yang ditimbulkan oleh suatu produk. Analisis sensori umuimnya digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kualitas suatu produk dan pertanyaan yang berhubungan dengan pembedaan, deskripsi, dan kesukaan atau penerimaan.
Tujuan uji organoleptik dapat dibedakan berdasarkan tiga bidang, yaitu: penelitian dan pengembangan (R&D), pengendalian mutu (QC), dan pemasaran (Dwi dkk, 2010).
Pada bidang penelitian dan pengembangan produk, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk:
1)      Membandingkan beberapa macam prototype yang sedang dikembangkan
2)      Memahami pengaruh bahan baku, bahan tambahan, dan proses terhadap karakteristik produk
3)      Menghubungkan data sensori, data instrument dengan data konsumen
4)      Pemetaan produk (product maping), pencocokan produk (product matching), dan reformulasi produk.
Pada bidang pengendalian mutu, tujuan yang ingin dicapai adalah:
1)      Membuat standar, spesifikasi, dan jaminan mutu produk
2)      Menguji umur simpan
3)      Mengidentifikasi potensi kerusakan
4)      Memilih pemasok
Selanjutnya bidang pemasaran, tujuan yang ingin dicapai adalah:
1)      Mengetahui penerimaan dan kesukaan konsumen
2)      Mengetahui kompetensi produk di pasar
3)      Menentukan posisi produk
4)      Menduga peluang kesuksesan produk
5)      Memahami harapan konsumen


       Untuk pemasaran produk baru, uji organoleptik perlu diperhitungkan sebagai sarana penilaian untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan dilihat dari segi bentuk, warna, aroma dan rasa.
b.    Segmentasi Pasar
Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Berdasarkan definisi diatas diketahui bahwa pasar suatu produk tidaklah homogen, akan tetapi pada kenyataannya adalah heterogen. Pasar terdiri dari para pembeli dan setiap pembeli berbeda dalam satu atau banyak hal. Perbedaan itu dapat berupa keinginan, sumber daya, lokasi, perilaku maupun praktek-praktek membelinya (Philip,1990). Pada dasarnya segmentasi pasar adalah suatu strategi yang didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang orientasinya adalah konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.
Kebijakan segmentasi pasar haruslah dilakukan dengan menggunakan ktiteria tertentu. Tentunya segmentasi ini berbeda antara barang industri dengan barang konsumsi, namun dengan demikian secara umum setiap perubahan akan mensegmentasikan pasarnya atas dasar:
1)        Berdasarkan geografis terdiri dari bangsa, provinsi, kabupaten, Kecamatan, Iklim.
2)        Berdasarkan demografis terdiri dari : umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, kebangsaan.
3)        Berdasarkan psikografis terdiri dari : kelas sosial, gaya hidup dan karakteristik kepribadian.
4)        Segmentasi berdasarkan perilaku terdiri dari : Pengetahuan, sikap kegunaan, tanggap terhadap suatu produk.
c.       Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan dalam bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik, dan promosi yang efektif. Empat kebijaksanaan pemasaran menurut Philip (1990) yang sering disebut konsep empat P atau bauran pemasaran (marketing mix) tersebut adalah:
1)        Produk
Produk adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Strategi produk yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan suatu produk adalah:
a)        Penentuan logo dan motto
b)        Menciptakan merk
c)        Menciptakan kemasan
d)        Keputusan label
2)      Harga
Harga adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang) yang dibutuhkan untuk mendapakan sejumlah kombinasi barang atau jasa.
 Ada tiga strategi dasar dalam penetapan harga:
a)      Skimming Pricing, yaitu harga awal produk yang ditetapkan setinggi-tingginya dengan tujuan bahwa produk atau jasa memiliki kualitas tinggi.
b)      Penetration Pricing, yaitu dengan menetapkan harga yang serendah mungkin dengan tujuan untuk menguasai pasar.
c)      Status quo Pricing, yaitu penetapan harga status quo adalah harga yang ditetapkan disesuaikan harga pesaing.
3)        Saluran distribusi (place)
Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk meyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ketangan konsumen.
4)        Promosi (promotion)
Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar peranannya. Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan. Menurut Freddy (2009), Empat macam sarana promosi yang dapat digunakan yaitu :
a)      Periklanan (Advertising)
Periklanan adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba serta individu dengan tujuan meningkatkan penjualan agar mendapatkan keuntungan. Periklan dapat disajikan dalam berbagai bentuk dan media seperti media cetak, media elektronik dan media outdoor.


b)      Promosi penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah salah satu kegiatan promosi untuk melakukan rangsangan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Dalam promosi penjualan, perusahaan mengguanakan alat-alat tertentu seperti hadiah, paket harga, pameran demonstrasi dan contoh barang.
c)      Publisitas (Publicity)
Publisitas merupakan usaha untuk merangsang permintaan terhadap suatu produk secara nonpersonal dengan membuat berita yang bersifat komersial tentang produk tersebut dalam media tercetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut.
d)      Penjualan pribadi (personal selling)
Penjualan perseorangan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai dan mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menggatungkan dengan pihak lain.
3.      Aspek keuangan (finansial)
Aspek finansial merupakan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.
a.    Kebutuhan Modal
Dalam praktiknya, kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari dua macam, yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal investasi digunakan untuk membeli aktiva tetap seperti tanah bangunan, mesin-mesin, peralatan, serta inventaris lainnya. Biasanya modal investasi diperoleh dari pinjaman yang berjangka waktu panjang (di atas satu tahun). Kemudian modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan selama perusahaan beroperasi. Modal kerja digunakan untuk keperluan membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta biaya-biaya lainnya. Adapun sumber-sumber modal yaitu:
1)        Modal sendiri yang disetor oleh pemilik perusahaan`
2)        Obligasi yang berarti surat tanda hutang dijual lewat pasar modal
3)        Saham yang biasa merupakan modal sendiri yang diperoleh dari penjualan surat-surat berharga ke pasar modal
4)        Kredit bank, baik kredit investasi maupun non investasi
5)        Leasing, dari lembaga non keuangan




b.      Evaluasi Investasi
Dalam mengevaluasi investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan sebuah perusahaan dapat dilakukan dengan mengetahui berapa investasi yang dibutuhkan, berapa ongkos operasi dan lain sebagainya (Robert, 2005). Adapun model-model yang digunakan:
1)        Proyeksi harga pokok penjualan
Proyeksi hasil penjualan merupakan suatu perkiraan mengenai penjualan barang jadi yang diproduksi oleh perusahaan tersebut dalam jangka waktu tertentu. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut :


HPP =

 
 


Dimana :
Total biaya produksi = Biaya Tetap (Fixed Cost) + Biaya Variabel (Variable Cost)

a)        Biaya Tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap walaupun jumlah yang diproduksi berubah-ubah. Biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh volume produksi (Hary,2003). Contoh: biaya asuransi, depresiasi, pelayanan teknik, gaji eksekutif, dan penyusutan

b)      Biaya Variabel (variable cost)
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya selalu berubah-ubah menurut perubahan volume produksi, Perubahan ini tercermin dalam biaya variabel secara total, sehingga biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan (Hary,2003) misalnya biaya bahan langsung, biaya buruh langsung, pengepakan, perawatan, dan pengawasan langsung.
2)        Break Even Point ( BEP )
Break Even Point adalah suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi (Hary,2003). Break event point merupakan titik dimana total pemasukan perusahaan dari penjualan produk (barang atau jasa) sama dengan total pengeluaran perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa. 
BEP ( Rupiah ) =        Total fixed cost
                            1 –

 
Besarnya BEP dirumuskan sebagai berikut :








BEP ( Unit ) =

 
 



                                        
3)      Profitability Index (PI)/Benefit Cost Ratio (BCR) adalah rasio yang menggambarkan perbandingan setiap satu unit uang yang diinvestasikan. Besarnya angka PI tidak lain adalah perbandingan antara laba dan biaya yang telah dikeluarkan. Apabila nilai BCR>1 maka nilai investasi dinyatakan layak dan apabila nilai BCR<1 maka investasi dinyatakan tidak layak (Amin,2012).
4)      Pay Back of Period (PBP)
Payback of period dapat diartikan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut :



 
 


dimana: n = tahun terakhir dimana cash flow masih  belum bisa menutupi initial investment, a = jumlah initial investment. b=jumlah cumulative cash flow pada tahun ke-n, c = jumlah cumulative cash flow pada tahun ke- n +1  (Amin,2012).
5)      Proyeksi laba rugi dan aliran kas
Proyeksi laba rugi dan aliran kas dibentuk dalam jangka waktu tertentu untuk melihat prospek keuangan dari usaha/proyek yang direncanakan. Dengan adanya proyeksi laba rugi dan aliran kas dapat diketahui posisi keuangan di masa akan datang sebagai pedoman/indikator bagi pengusaha dalam menjalankan usaha/proyek (Daniel, 2009).
6)      Net Present Value (NPV) adalah menghitung nilai bersih (netto) pada waktu sekarang (present). Asumsi present yaitu menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke nol dalam perhitungan cash flow investasi (Amin, 2012).
Jika : NPV > 0 maka investasi akan menguntungkan/layak
Jika : NPV < 0 maka investasi tidak menguntungkan atau tidak layak
7)        Minimum Atractife of Return (MARR)
Minimum Atractife of Return (MARR) adalah tingkatan suku bunga pengembalian minimum yang menarik dimana tingkat suku bunga tersebut akan dijadikan dasar dalam perhitungan kelayakan suatu investasi, atau sewaktu kita dihadapkan pada beberapa alternatif teknologi manakah yang paling menguntungkan.


MARR = {(1+i) (1+f)} -1
 
 


Dimana I : Suku Bunga dan F: Inflasi
8)      Internal Rate Return ( IRR )
IRR adalah tingkat pengembalian yang digunakan dalam penganggaran modal untuk mengukur & membandingkan profitabilitas investasi. Jika IRR ( % ) > MARR    ( %), maka suatu perusahaan dianggap cukup layak dan begitupun sebaliknya (Idi, 2012)

F.       KERANGKA BERPIKIR
Kabupaten Rote Ndao adalah salah satu kabupaten yang memiliki iklim yang cocok untuk Pohon Kelapa dan salah satu daerah penghasil kelapa di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di daerah ini juga terdapat beberapa industri kecil dan menengah  yang mengolah bahan baku kelapa. IKM-IKM ini tentunya akan menghasilkan limbah berupa air kelap. Air kelapa biasanya hanya dibuang begitu saja.
Apabila limbah ini diolah, air kelapa dapat diolah lebih lanjut menjadi bahan pangan baru berupa makanan serat/minuman. Pemanfaatan air kelapa  menjadi Nata de coco beraneka rasa inilah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini.
Setelah diolah menjadi nata de coco aneka rasa, produk kemudian dilakukan pengujian organoleptik untuk mengetahui selera dan saran dari konsumen sebagai target pasar dan dilakukan analisis pasar seperti segmentasi pasar dan penerapan konsep 4 P (product, price, promotion dan place). Kemudian produk dikemas dalam kemasan yang sudah  dirancang dan dilakukan evaluasi ekonomi berupa kebutuhan investasi, perhitungan harga pokok produksi, harga jual produk, break even point (BEP), benefit cost rasio (BCR), pay back period (PBP), net present value (NPV) dan internal rate of return (IRR), guna mengetahui kelayakan produk dan nilai ekonomis produk.  Bagan kerangka berpikir dapat dilihat di bawah ini :
Gambar 2.1.Bagan Kerangka berpikir




Tidak ada komentar:

Posting Komentar