PEMANFATAN HASIL SAMPING DARI PENGOLAHAN KELAPA
(AIR KELAPA) MENJADI NATA DE COCO
DESRON M KUEAIN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kabupaten
Rote Ndao merupakan kabupaten yang paling selatan di Negara Republik Indonesia
dan merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggara
Timur yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2002, dengan Ibu
Kota di Ba’a.
Secara
umum keadaan topografi Kabupaten Rote Ndao adalah sebagian besar adalah dataran
tinggi dan sebagian terdiri dari dataran rendah. Dengan Permukaan tanah umumnya
berbukit - bukit dan bergunung - gunung (32.625 Ha) dan dari dataran rendah
(45.250 Ha) dengan tingkat kemiringan rata - rata mencapai 45 %. Kontur pulau
Rote berfariasi, pada daerah pantai ketinggian 0 - 10 m diatas permukaan laut
sedangkan di bagian tengah mencapai ketinggian 200 - 1500 m dengan tingkat kemiringan
40 - 60% (BPS Kabupaten Rote Ndao 2012).
Oleh
karena itu penggunaan lahan di Kabupaten Rote Ndao didominasi oleh hutan, lahan
sawah, perkebunan dan tegal/kebun. Dari data lahan sawah yang ada sebenarnya
masih banyak dari lahan tersebut belum diusahakan. Ini merupakan potensi yang
masih dapat dikembangkan. Pada saat ini jenis sawah yang dominan adalah sawah
tadah hujan mencakup 62% lahan sawah yang telah diusahakan, kemudian diikuti
oleh sawah dengan irigasi sederhana. Lahan sawah dengan sistem irigasi setengah
teknis banyak terdapat di kecamatan Lobalain, Rote Tengah, Rote Selatan, Rote
Barat, Rote Barat Daya, Rote Barat Laut, Landu Leko dan Rote Timur. Luas lahan
sawah terbesar terdapat di Kecamatan Rote Tengah Lahan sawah terdapat disemua
kecamatan di Kabupaten Rote Ndao (BPS Kabupaten Rote Ndao 2012).
Komoditi
perkebunan di Kabupaten Rote Ndao antara lain : kelapa, lontar, jambu mente,
jarak, pinang, kapuk dan jeruk nipis Luas areal tanaman kelapa mencapai 4.631
Ha dengan tingkat produksi yang tinggi / tahun. Ada beberapa bentuk hasil
kelapa yakni : kelapa muda, kopra, minyak goreng dan minyak VCO (Virgin Coconut
Oil). Sedangkan hasil lain seperti serabut, tempurung dan air kelapa belum
dimanfaatkan.
Tabel 1.1 Produksi Kelapa Menurut
Kecamatan (Ton)
Kecamatan
|
Jumlah (Ton)
|
Lobalain
|
5.250
|
Rote
Tengah
|
1.450
|
Rote
Timur
|
3.435
|
Rote
Barat Laut
|
1.272
|
Rote
Selatan
|
2.320
|
Rote
Barat
|
1.896
|
Landu
Leko
|
2.165
|
Rote
Barat Daya
|
1.036
|
|
Berdasarkan kondisi
tersebut di atas, maka potensi limbah dari kelapa akan semakin meningkat pula
sehingga perlu dilakukan pemanfaatan terhadap limbah seperti air kelapa.
Pemanfaatan tersebut dikarenakan bahan ini yang memiliki kandungan karbohidrat
yang tinggi, dan karena kandungan inilah maka dapat juga dikonsumsi oleh
manusia.
Dalam tugas akhir ini, penulis
akan mengolah air kelapa menjadi nata de coco aneka rasa. Hasil olahan yang lezat, bergizi dan
bernilai jual tinggi inilah yang akan menjadi peluang usaha baru yang akan
dikembangkan. Disamping bahan baku yang mudah diperoleh dan sangat murah karena
merupakan limbah dari berbagai produk IKM pengolah Kopra, Minyak kelapa dan
VCO, karena masih jarang yang mengetahui
tentang manfaat dan pengolahan dari limbah air kelapa khususnya di Kabupaten Rote Ndao.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang
telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang kemudian akan diselesaikan
adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
langkah-langkah proses pengolahan dalam mengolah air kelapa menjadi nata de
coco ?
2.
Bagaimana
cara menguji organoleptik ?
3.
Bagaimana
nilai ekonomis yang dihasilkan untuk dikembangkan menjadi sebuah lahan bisnis
baru dilihat dari aspek pemasaran dan finansial?
C. Tujuan
Penelitian
1.
Untuk
mengetahui langkah-langkah proses pengolahan dalam mengolah air kelapa menjadi nata de coco.
2.
Untuk
mengetahui hasil uji organoleptik apakah produk sudah baik.
3.
Untuk
mengetahui nilai ekonomis yang dihasilkan untuk dikembangkan menjadi sebuah
lahan bisnis baru dilihat dari aspek pemasaran dan finansial.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak berikut :
1.
Bagi Penulis
Untuk menerapkan teori-teori dari pengetahuan yang diperoleh selama
perkuliahan serta menjadi bekal bagi penulis untuk membuka peluang bisnis baru
di masa yang akan datang.
2.
Bagi
Masyarakat Kabupaten Rote Ndao.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan
masukan dan inspirasi bagi masyarakat Kabupaten Rote Ndao untuk memanfaatkan
limbah air kelapa maupun limbah bahan pangan lain yang banyak dibuang menjadi
berbagai produk bernilai ekonomis.
3.
Bagi
lingkungan
Penelitian ini diharapkan dapat menguragi limbah air
kelapa yang berpotensi mencemari lingkungan, dengan adanya pemanfaatan limbah,
lingkungan menjadi lebih bersih, aman, nyaman dan sehat serta meningkatkan
nilai guna dari kelapa.
4.
Bagi pihak
lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi khususnya bagi yang berminat pada permasalahan pengolahan limbah air
kelapa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
KELAPA
Kelapa merupakan tanaman
perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Ada dua
pendapat mengenai asal usul kelapa yaitu dari Amerika Selatan menurut D.F.
Cook, Van Martius Beccari dan Thor Herjerdahl dan dari Asia atau Indo Pasific
menurut Berry, Werth, Mearil, Mayurathan,
Lepesma, dan Pureseglove. Kata coco pertama kali digunakan oleh Vasco da Gama,
atau dapat juga disebut Nux Indica, al djanz al kindi, ganz-ganz, nargil,
narlie, tenga, temuai, coconut, dan pohon kehidupan ( Yuliadi soekardi, 2012 ).
Kelapa atau cocos nucifera, adalah tumbuhan palma
pantai yang pohonnya tinggi. Hampir semua bagian dari tanaman ini bisa di
manfaatkan manusia. Batangnya bisa di gunakan untuk bahan bangunan; akarnya
untuk obat, baik untuk manusia maupun hewan seperti kuda; daunnya untuk
berbagai anyaman, untuk kayu bakar, sampai sapu lidi; umbutnya untuk acar;
bunganya untuk obat manusia dan kuda, buah kelapanya yang muda untuk berbagai
minuman dan obat tradisional; serta buah kelapa yang tua dimanfaatkan untuk
berbagai macam masakan dan makanan.
( Yuliadi soekardi, 2012 ).
Kelapa dijuluki pohon kehidupan, karena setiap
bagian tanaman dapat dimanfaatkan seperti berikut:
1) sabut: coir fiber, keset, sapu, matras, bahan
pembuat spring bed;
2) tempurung: charcoal, carbon aktif dan
kerajinan tangan;
3) daging buah: kopra, minyak kelapa, coconut
cream, santan, kelapa parutan kering(desiccated coconut);
4) air
kelapa: cuka, Nata de Coco;
5) batang klelapa: bahan bangunan untuk kerangka
atau atap;
6) daun kelapa: Lidi untuk sapu, barang anyaman
(dekorasi pesta atau Mayang);
7) nira kelapa: gula merah (kelapa). Dari semua
hasil pengolahan yang di dapat dari Tanaman kelapa sangat bermanfaat bagi
kesehatan manusia dan dapat memenuhi kebutuhan manusia setiap hari ( Yuliadi
soekardi, 2012).
Tabel 2.1 Komposisi Buah Kelapa.
Komponen
|
Jumlah Berat %
|
Sabut
|
25-32
|
Tempurung
|
12-13,1
|
Daging Buah
|
28-34,9
|
Air Kelapa
|
19,2-25
|
(Sumber
Palungkung, 2004)
B.
AIR KELAPA
Produksi air kelapa cukup berlimpah di
Indonesia yaitu mencapai lebih dari 1 sampai 900 juta liter per tahun. Namun
pemanfaatannya dalam industri pangan belum menonjol, sehingga masih banyak air
kelapa terbuang percuma, selain mubazir, buangan air kelapa dapat menimbulkan
polusi asam asetat, akibat proses fermentasi dari limbah air kelapa tersebut
(Onifade,2003 ; Warisno,2004).
Air kelapa mempunyai potensi yang baik
untuk dibuat menjadi minuman fermentasi, karena kandungan zat gizinya, kaya
akan nutrisi yaitu gula, protein, lemak dan relatif lengkap sehingga sangat
baik untuk pertumbuhan bakteri penghasil produk pangan. Air kelapa mengandung
sejumlah zat gizi, yaitu protein 0,2 %, lemak 0,15%, karbohidrat 7,27 %, gula, vitamin,
elektrolit dan hormon pertumbuhan. Kandungan gula maksimun 3 gram per 100 ml
air kelapa. Jenis gula yang terkandung adalah sukrosa, glukosa, fruktosa dan
sorbitol. Gula-gula inilah yang menyebabkan air kelapa muda lebih manis dari
air kelapa yang lebih tua. (Warisno, 2004).
Disamping itu
air kelapa juga mengandung mineral seperti kalium dan natrium. Mineral-mineral
itu diperlukan dalam poses metabolisme, juga dibutuhkan dan pembentukan
kofaktor enzim-enzim ekstraseluler oleh bakteri pembentuk selulosa. Selain
mengandung mineral, air kelapa juga mengandung vitamin-vitamin seperti
riboflavin, tiamin, biotin. Vitamin-vitamin tersebut sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan maupun aktivitas Acetobacter xylinum pada saat fermentasi
berlangsung sehingga menghasilkan selulosa bakteri. Oleh karena itulah air
kelapa dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk pembuatan selulosa bakteri atau
nata de coco, disamping untuk memanfaatkan limbah air kelapa sehingga dapat
mengurangi dampak negatip yang di akibatkan limbah air kelapa tersebut.
(Pambayun, 2002 ; Ulrike, 2005).
Buah kelapa
yang terlalu muda belum memiliki daging buah, dan air kelapa muda rasanya lebih
manis, mengandung mineral 4 %, gula 2%. Perbandingan komposisi air kelapa muda
dengan air kelapa tua dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
Perbandingan Komposisi Air Buah Kelapa Muda dan Air Kelapa Tua
Air Kelapa
(dalam 100
g)
|
Air Kelapa
Muda
(%)
|
Air Kelapa
Tua
(%)
|
Kalori
|
17,0 Kal
|
-
|
Protein
|
0,2 g
|
0,14 g
|
Lemak
|
1,0 g
|
1,50 g
|
Karbohirat
|
3,8 g
|
4,60 g
|
Kalsium
|
15,0 mg
|
-
|
Fosfor
|
8,0 mg
|
0,50 g
|
Besi
|
0,2 mg
|
-
|
Asam
Askrobat
|
1,0 mg
|
-
|
Air
|
95,5 g
|
91,50 g
|
Bagian yang
dimakan
|
100 g
|
(Sumber
Palungkung, 2004)
Air kelapa dari buah tua hanya
mengandung beberapa vitamin dalam jumlah kecil. Kandungan vitamin C –nya hanya
0.7 – 3.7 mg/100 mg air buah, asam nikotinat 0.64 g/ml, asam panthotenat 0.52
g/ml, biotin 0.02 g/ml, riboflavin 0.01 g/ml dan asam folat hanya 0.003 g/ml.
selain itu, air kelapa dari buah yang tua juga mengandung asam amino bebas
sebanyak 4.135 g/100 g sisa alkohol. Air kelapa dapat digunakan untuk berbagai
keperluan. Selain sebagai penyegar tenggorokan, juga dapat diolah menjadi
sirop, Nata de Coco dan lain-lain.
Air kelapa sangat
baik digunakan sebagai bahan dalam pembuatan nata, karena mengandung nutrisi
yang dibutuhkan bagi pertumbuhan, perkembangbiakan, dan aktivitas bibit nata
yang berupa bakteri Acetobacter xylinum. Untuk Pertumbuhan dan
aktivitasnya, Acetobacter xylinum membutuhkan unsur makro dan mikro.
Unsur makro terdiri atas karbon dan nitrogen.
Sebagian dari
kebutuhan akan karbon tersebut sudah dapat diperoleh dari dalam air kelapa
dalam bentuk karbohidrat sederhana, misalnya sukrosa, glukosa, fruktosa, dan
lain-lainnya. Sementara nitrogen juga dapat diperoleh dari protein yang terkandung
dalam air kelapa, meskipun dalam jumlah yang kecil.
Kelengkapan
asam-asam amino dalam air kelapa ini sangat mendukung pertumbuhan,
perkembangan, dan aktivitas bibit nata Acetobacter xylinum. Selain
karbohidrat dan protein, air kelapa yang telah tua juga mengandung berbagai
mineral yang sangat diperlukan oleh Acetobacter xylinum. Kelengkapan
unsur mineral yang terkandung dalam air kelapa tua tersebut merupakan faktor
kelebihan air kelapa jika dibandingkan dengan bahan pembuatan nata lainnya.
Sebagai contoh,
kalium (K), natrium (Na), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan fosfor (P),
merupakan unsur mineral utama yang terkandung dalam air kelapa tua, yang sangat
dibutuhkan oleh Acetobacter xylinum.
Air kelapa yang
baik adalah yang diperoleh dari kelapa tua optimal, tidak terlalu tua dan tidak
pula terlalu muda. Dalam air kelapa yang terlalu tua, terkandung minyak dari
kelapa yang dapat menghambat pertumbuhan bibit nata Acetobacter xylinum.
Sebaliknya,
air kelapa yang masih muda belum mengandung mineral yang cukup di dalamnya,
sehingga kurang baik apabila digunakan sebagai bahan pembuatan nata (Pambayun
R.,2002).
C.
ACETOBACTER XYLINUM
Acetobacter
xylinum adalah satu
anggota dari Acetobacteraceae yang dikenal dengan bakteri penghasil
cuka, dalam industri cuka dengan mengkonversi etanol menjadi cuka. Bakteri ini
merupakan gram negatif yang berbentuk elips atau tongkat melengkung (Yuliadi
Soekardi 2012).
Acetobacter
xylinum pertama kali
diisolasi pada tahun 1886 oleh Coklat.. Acetobacter xylinum merupakan
bakteri aerobik, yang memerlukan oksigen untuk respirasi dalam metabolisme. Acetobacter
xylinum dapat mengoksidasi etanol menjadi asam asetat, juga dapat
mengoksidasi asetat dan laktat menjadi CO2 dan H2O.
(Dubey et all, 2005).
Berbagai spesies Acetobacter dapat
ditemukan pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Bakteri inilah yang menyebabkan
pengasaman jus buah-buahan dan minuman beralkohol (bir, anggur) (Banwart, 2004
; Dubey, 2005).
Spesies Acetobacter yang telah
di kenal antara lain: A.aceti, A.arleanensis, A.liquefasiensis, A.xylinum. Meskipun
ciri-ciri yang dimiliki hampir sama dengan spesies lainnya, A xylinum dapat
di bedakan dengan spesies yang lainnya, karena sifatnya yang unik. Bila A.xylinum
di tambahkan pada medium yang mengandung gula, bakteri ini dapat
mensintesis selulosa dari glukosa. Dalam medium cair Acetobacter xylinum,
mampu membentuk suatu lapisan tipis, yang dapat mencapai ketebalan beberapa
sentimeter. Bakteri ini terperangkap dalam massa benang-benang yang dibuatnya,
sehingga menghasilkan massa yang kokoh, kenyal, tebal dan transparan (tembus
pandang). (Ceinhaska, 2004 ). mengandung gula, bakteri ini dapat mensintesis
selulosa dari glukosa. Dalam medium cair Acetobacter xylinum, mampu membentuk
suatu lapisan tipis, yang dapat mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Bakteri
ini terperangkap dalam massa benang-benang yang
dibuatnya, sehingga menghasilkan massa yang kokoh, kenyal, tebal dan transparan
(tembus pandang). (Ceinhaska, 2004 ).
Taksonomi
Acetobacter xylinum sebagai berikut.
Domain : Bacteria.
Phylum : Protobacteria.
Kelas : Alphaprotobacteria.
Ordo : Rhodospirillales.
Famili : Acetobacteraceae
Genus : .Acetobacter
Spesies :Acetobacter xylinum
http/waluhhangit.blogspot.com/2013)
Bakteri Acetobacter xylinum tumbuh baik dalam media
yang memiliki pH 3 – 4. Jika pH lebih dari empat atau kurang dari tiga, maka
proses fermentasi tidak akan dapat berjalan optimum. Suhu optimum untuk
pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum adalah pada suhu kamar (suhu 26
-28oC).
D.
NATA DE COCO
Air kelapa muda sebagai minuman cukup
digemari namaun belum digarap dengan baik, sementara dari air kelapa tua telah
dikembangkan beberapa produk industri, tetapi sayang pemasarannya masih
terbatas.
Pemanfaatan limbah pengolahan kelapa
berupa air kelapa merupakan cara mengoptimalkan pemanfaatan buah kelapa. Limbah
air kelapa cukup baik digunakan untuk substrat pembuatan Nata de Coco. Dalam
air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri penghasil
Nata de Coco. Nutrisi yang terkandung dalam air kelapa antara lain : gula
sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam antara lain Mg2+3,54 gr/l (Yuliadi
Soekardi,2012), serta adanya faktor pendukung pertumbuhan (growth promoting
factor) merupakan senyawa yang mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri penghasil
nata (A. xylinum) (Yuliadi Soekardi, 2012).
Adanya gula sukrosa dalam air kelapa
akan dimanfaatkan oleh A. xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon
untuk membentuk senyawa metabolit diantaranya adalah selulosa yang membentuk
Nata de Coco. Senyawa peningkat pertumbuhan mikroba (growth promoting factor)
akan meningkatkan pertumbuhan mikroba, sedangkan adanya mineral dalam substrat
akan membantu meningkatkan aktifitas enzim kinase dalam metabolisme di dalam
sel A. xylinum untuk menghasilkan selulosa. Dengan perrtimbangan diatas maka
pemanfaatan limbah air kelapa merupakan upaya pemanfaatan limbah menjadi produk
yang memiliki nilai tambah.
Menurut B.C. Sison (1977) komposisi
dari air kelapa adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Komposisi Air kelapa dalam %
Komposisi
|
Prosentasi (
% )
|
Specific
grafity
|
1,02
|
Bahan padat
|
4,71
|
Gula
|
2,56
|
Abu
|
0,46
|
Minyak
|
0,55
|
Senyawa
khlorida
|
0,17
|
(Sumber Yuliadi
Soekardi 2012)
Nata
de coco merupakan makanan olahan dari sari kelapa ini mulai diperkenalkan di
Indonesia sekitar tahun 1987. Kata nata diduga berasal dari bahasa Spanyol,
yaitu nadar yang berarti berenang. Dugaan lain, kata ini berasal dari
bahasa latin “nature” artinya terapung. Sedangkan menurut (Yuliadi Soekardi,
2012), nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim (cream). Jadi nata de
coco adalah krim yang berasal dari air kelapa.
Nata
de coco adalah bahan padat seperti agar-agar tapi lebih kenyal, atau seperti
kolang-kaling, tetapi lembek, berwarna putih transparan. Sejenis makanan
penyegar atau pencuci mulut (Yuliadi Soekardi, 2012).
Perluh
diketahui bahawa Balai Mikrobiologi Publitbang Biologi LIPI sudah meneliti
secara kimia bahwa nata de coco ini ternyata mengandung nilai Nutrisi yang
tinggi.
Tabel
2.4. Nutrisi Nata dalam 100 gram
Kalori
|
146 kal
|
Lemak
|
O,3 %
|
Karbohidrat
|
3,61 mg
|
Kalsium
|
12 mg
|
Fosfor
|
2 mg
|
Fe
|
0,5 mg
|
(sumber Yuliadi Soekardi,
2012)
Yuliadi
Soekardi (2012) dalam bukunya menyimpulkan bahwa Nata de Coco di bentuk oleh
mikroorganisme acetobacter xylinum.
Acetobcter
xylinum akan membentuk gel pada permukaan air larutan yang mengandung gula.
Sementara Nata De Coco adalah Sellulosa, yang bila dilihatdari mikroskop akan
tampak seperti masa Fibril yang tidak
teratur dan mirip benang atau kapas.
E.
EVALUASI POTENSI EKONOMI
Dalam Evaluasi potensi ekonomi dibahas tiga aspek penting yaitu aspek
produksi, aspek pemasaran dan aspek finansial.
1. Aspek
Produksi
Aspek
produksi adalah aspek yang berhubungan dengan pembangunan dari proyek yang
direncanakan, baik dilihat dari faktor lokasi, luas produksi, proses produksi,
penggunaan teknologi (mesin/peralatan) maupun keadaan lingkungan yang
berhubungan dengan proses produksi (Daniel,2009).
Aspek
produksi meliputi tiga hal utama yaitu input berupa bahan baku dan bahan
penolong, proses meliputi teknis dan teknologi seperti proses pembuatan,
penentuan bahan baku utama serta peralatan serta output yang
meliputi produk jadi. Aspek produksi mempunyai pengaruh besar dalam rangka
analisa kelayakan suatu perusahaan yaitu terdapat kelancaran jalannya usaha.
Hal-hal yang juga perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan
lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik dan
proses produksinya serta pemilihan teknologi (Umar,2005). Analisis ini
bertujuan untuk memastikan bahwa ide/gagasan yang telah dipilih itu layak,
ketersediaan lokasi, alat dan bahan (Jumingan,2009).
2. Aspek
Pemasaran
Aspek pemasaran menempati urutan
pertama dalam menjalankan suatu bidang usaha berbasis ekonomi. Melalui kegiatan
ekonomi, barang dan jasa mengalir dari produsen ke konsumen. Dimana pemasaran
merupakan tugas terakhir dari kegiatan ekonomi dalam memuaskan kebutuhan hidup
manusia. Itulah sebabnya pemasaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang
dan kenyataan ataupun fenomena yang ada dalam masyarakat, terutama yang
berhubungan dengan perekonomian. Dari segi pemasaran perusahaan dapat
beroperasi secara lancar, bilamana produk yang dihasilkan mampu mendapatkan tempat
dipasaran serta dapat menghasilkan penjualan yang memadai dan menguntungkan
(Umar,2005). Adapun pengertian dari pemasaran menurut Philip Kotler yang
dikutip dari buku Studi Kelayakan Bisnis (Kasmir, 2010) adalah :“ Suatu Proses Sosial dan Manajerial dengan
mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain
“.
Secara lebih
luas, pemasaran dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan dan menjual
produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu. Pemasaran berusaha menciptakan dan mempertukarkan produk
baik barang maupun jasa kepada konsumen di pasar (Kasmir,2010)
a.
Uji Organoleptik
Uji
organoleptik merupakan suatu proses identifikasi, pengukuran ilmiah, analisis,
dan interpretasi atribut-atribut produk melalui lima pancaindera manusia;
penglihatan, penciuman, pencicipan, peraba, dan pendengaran (Dwi dkk,2010).
Uji
organoleptik pada dasarnya bersifat objektif dan subjektif. Analisis objektif
ingin menjawab pertanyaan dasar dalam penilaian kualitas suatu produk, yaitu
pembedaan dan deskripsi, sementara subjektif berkaitan dengan kesukaan ataupun
penerimaan (Desron 2013).
Tujuan
uji organoleptik adalah untuk mengetahui respon atau kesan yang diperoleh
pancaindera manusia terhadap suatu rangsangan yang ditimbulkan oleh suatu
produk. Analisis sensori umuimnya digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai
kualitas suatu produk dan pertanyaan yang berhubungan dengan pembedaan,
deskripsi, dan kesukaan atau penerimaan.
Tujuan
uji organoleptik dapat dibedakan berdasarkan tiga bidang, yaitu: penelitian dan
pengembangan (R&D), pengendalian mutu (QC), dan pemasaran (Dwi dkk, 2010).
Pada
bidang penelitian dan pengembangan produk, tujuan yang ingin dicapai adalah
untuk:
1) Membandingkan beberapa macam prototype
yang sedang dikembangkan
2) Memahami pengaruh bahan baku, bahan
tambahan, dan proses terhadap karakteristik produk
3) Menghubungkan data sensori, data
instrument dengan data konsumen
4) Pemetaan produk (product maping), pencocokan produk (product matching), dan reformulasi produk.
Pada
bidang pengendalian mutu, tujuan yang ingin dicapai adalah:
1) Membuat standar, spesifikasi, dan
jaminan mutu produk
2) Menguji umur simpan
3) Mengidentifikasi potensi kerusakan
4) Memilih pemasok
Selanjutnya bidang pemasaran, tujuan
yang ingin dicapai adalah:
1) Mengetahui penerimaan dan kesukaan
konsumen
2) Mengetahui kompetensi produk di pasar
3) Menentukan posisi produk
4) Menduga peluang kesuksesan produk
5) Memahami harapan konsumen
Untuk
pemasaran produk baru, uji organoleptik perlu diperhitungkan sebagai sarana
penilaian untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk yang
ditawarkan dilihat dari segi bentuk, warna, aroma dan rasa.
b. Segmentasi Pasar
Segmentasi
Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu
produk kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen.
Berdasarkan definisi diatas diketahui bahwa pasar suatu produk tidaklah
homogen, akan tetapi pada kenyataannya adalah heterogen. Pasar terdiri dari
para pembeli dan setiap pembeli berbeda dalam satu atau banyak hal. Perbedaan
itu dapat berupa keinginan, sumber daya, lokasi, perilaku maupun
praktek-praktek membelinya (Philip,1990). Pada dasarnya segmentasi pasar adalah
suatu strategi yang didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang
orientasinya adalah konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan
pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki
perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka
memberikan kepuasan bagi konsumen.
Kebijakan segmentasi
pasar haruslah dilakukan dengan menggunakan ktiteria tertentu. Tentunya
segmentasi ini berbeda antara barang industri dengan barang konsumsi, namun
dengan demikian secara umum setiap perubahan akan mensegmentasikan pasarnya
atas dasar:
1)
Berdasarkan geografis terdiri dari bangsa, provinsi, kabupaten,
Kecamatan, Iklim.
2)
Berdasarkan demografis terdiri dari : umur, jenis kelamin, pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, agama, ras, kebangsaan.
3)
Berdasarkan psikografis terdiri dari : kelas sosial, gaya hidup dan
karakteristik kepribadian.
4)
Segmentasi berdasarkan perilaku terdiri dari : Pengetahuan, sikap
kegunaan, tanggap terhadap suatu produk.
c. Bauran
Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang
terpadu dan saling menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan dalam
bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat,
harga yang layak, saluran distribusi yang baik, dan promosi yang efektif. Empat
kebijaksanaan pemasaran menurut Philip (1990) yang sering disebut konsep empat
P atau bauran pemasaran (marketing mix)
tersebut adalah:
1)
Produk
Produk
adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan
perhatian permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan
atau kebutuhan. Strategi produk yang dilakukan oleh
perusahaan dalam mengembangkan suatu produk adalah:
a)
Penentuan logo dan motto
b)
Menciptakan merk
c)
Menciptakan kemasan
d)
Keputusan label
2)
Harga
Harga
adalah sejumlah kompensasi (uang maupun barang) yang dibutuhkan untuk
mendapakan sejumlah kombinasi barang atau jasa.
Ada tiga strategi
dasar dalam penetapan harga:
a) Skimming Pricing,
yaitu harga awal produk yang ditetapkan setinggi-tingginya dengan tujuan bahwa
produk atau jasa memiliki kualitas tinggi.
b) Penetration Pricing,
yaitu dengan menetapkan harga yang serendah mungkin dengan tujuan untuk
menguasai pasar.
c) Status quo Pricing,
yaitu penetapan harga status quo adalah harga yang ditetapkan disesuaikan harga
pesaing.
3)
Saluran distribusi (place)
Saluran
distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk meyalurkan produk
sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar
produk sampai ketangan konsumen.
4)
Promosi (promotion)
Promosi
adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar peranannya. Promosi merupakan
kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong
konsumen membeli produk yang ditawarkan. Menurut Freddy
(2009), Empat macam sarana promosi yang dapat digunakan yaitu :
a) Periklanan
(Advertising)
Periklanan
adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media
yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba serta individu dengan tujuan
meningkatkan penjualan agar mendapatkan keuntungan. Periklan dapat disajikan
dalam berbagai bentuk dan media seperti media cetak, media elektronik dan media
outdoor.
b) Promosi
penjualan (Sales Promotion)
Promosi
penjualan adalah salah satu kegiatan promosi untuk melakukan rangsangan kepada
konsumen untuk melakukan pembelian. Dalam promosi penjualan,
perusahaan mengguanakan alat-alat tertentu seperti hadiah, paket harga, pameran
demonstrasi dan contoh barang.
c) Publisitas
(Publicity)
Publisitas
merupakan usaha untuk merangsang permintaan terhadap suatu produk secara
nonpersonal dengan membuat berita yang bersifat komersial tentang produk
tersebut dalam media tercetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan
dalam media tersebut.
d) Penjualan
pribadi (personal selling)
Penjualan
perseorangan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang
ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai dan mempertahankan hubungan
pertukaran yang saling menggatungkan dengan pihak lain.
3. Aspek
keuangan (finansial)
Aspek finansial merupakan merupakan aspek yang digunakan
untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.
a. Kebutuhan
Modal
Dalam
praktiknya, kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari dua macam,
yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal investasi digunakan untuk membeli
aktiva tetap seperti tanah bangunan, mesin-mesin, peralatan, serta inventaris
lainnya. Biasanya modal investasi diperoleh dari pinjaman yang berjangka waktu
panjang (di atas satu tahun). Kemudian modal kerja yaitu modal yang digunakan
untuk membiayai operasional perusahaan selama perusahaan beroperasi. Modal
kerja digunakan untuk keperluan membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan
biaya pemeliharaan serta biaya-biaya lainnya. Adapun sumber-sumber modal yaitu:
1)
Modal sendiri yang disetor oleh pemilik
perusahaan`
2)
Obligasi yang berarti surat tanda
hutang dijual lewat pasar modal
3)
Saham yang biasa merupakan modal
sendiri yang diperoleh dari penjualan surat-surat berharga ke pasar modal
4)
Kredit bank, baik kredit investasi
maupun non investasi
5)
Leasing,
dari lembaga non keuangan
b. Evaluasi
Investasi
Dalam mengevaluasi
investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan sebuah perusahaan dapat dilakukan
dengan mengetahui berapa investasi yang dibutuhkan, berapa ongkos operasi dan
lain sebagainya (Robert, 2005). Adapun model-model yang digunakan:
1)
Proyeksi
harga pokok penjualan
Proyeksi hasil penjualan merupakan suatu perkiraan
mengenai penjualan barang jadi yang diproduksi oleh perusahaan tersebut dalam
jangka waktu tertentu. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut :
|
Dimana :
Total biaya produksi = Biaya Tetap (Fixed Cost) + Biaya Variabel (Variable
Cost)
a)
Biaya
Tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang selalu tetap walaupun
jumlah yang diproduksi berubah-ubah. Biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh
volume produksi (Hary,2003). Contoh: biaya asuransi, depresiasi, pelayanan teknik, gaji eksekutif, dan
penyusutan
b)
Biaya
Variabel (variable cost)
Biaya variabel
adalah biaya yang besarnya selalu berubah-ubah menurut perubahan volume
produksi, Perubahan ini tercermin dalam biaya variabel secara total, sehingga
biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan
(Hary,2003) misalnya biaya
bahan langsung, biaya buruh langsung, pengepakan, perawatan, dan pengawasan
langsung.
2)
Break Even Point ( BEP )
Break
Even Point adalah suatu
titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh
keuntungan dan tidak menderita rugi (Hary,2003). Break event point merupakan
titik dimana total pemasukan perusahaan dari penjualan produk (barang atau
jasa) sama dengan total pengeluaran perusahaan untuk memproduksi barang atau
jasa.
|
|
3)
Profitability
Index (PI)/Benefit Cost Ratio (BCR) adalah
rasio yang menggambarkan perbandingan setiap satu unit uang yang
diinvestasikan. Besarnya angka PI tidak lain adalah perbandingan antara laba
dan biaya yang telah dikeluarkan. Apabila nilai BCR>1 maka nilai investasi dinyatakan
layak dan apabila nilai BCR<1 maka investasi dinyatakan tidak layak
(Amin,2012).
4)
Pay Back of Period (PBP)
Payback of period dapat
diartikan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya
investasi. Secara
matematis, dirumuskan sebagai berikut :
|
dimana:
n = tahun terakhir dimana cash flow masih
belum bisa menutupi initial
investment, a = jumlah initial
investment. b=jumlah cumulative cash
flow pada tahun ke-n, c = jumlah cumulative
cash flow pada tahun ke- n +1 (Amin,2012).
5)
Proyeksi
laba rugi dan aliran kas
Proyeksi laba rugi dan aliran kas dibentuk dalam jangka
waktu tertentu untuk melihat prospek keuangan dari usaha/proyek yang
direncanakan. Dengan adanya proyeksi laba rugi dan aliran kas dapat diketahui
posisi keuangan di masa akan datang sebagai pedoman/indikator bagi pengusaha
dalam menjalankan usaha/proyek (Daniel, 2009).
6)
Net
Present Value (NPV) adalah menghitung nilai bersih (netto)
pada waktu sekarang (present). Asumsi
present yaitu menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat
evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke nol dalam perhitungan cash flow
investasi (Amin, 2012).
Jika
: NPV > 0 maka investasi akan menguntungkan/layak
Jika
: NPV < 0 maka investasi tidak menguntungkan atau tidak layak
7)
Minimum
Atractife of Return (MARR)
Minimum Atractife of Return (MARR) adalah
tingkatan suku bunga pengembalian minimum yang menarik dimana tingkat suku
bunga tersebut akan dijadikan dasar dalam perhitungan kelayakan suatu investasi,
atau sewaktu kita dihadapkan pada beberapa alternatif teknologi manakah yang
paling menguntungkan.
|
Dimana
I : Suku Bunga dan F: Inflasi
8)
Internal Rate Return ( IRR )
IRR
adalah tingkat pengembalian yang digunakan dalam penganggaran modal untuk
mengukur & membandingkan profitabilitas investasi. Jika IRR ( % ) > MARR ( %), maka suatu perusahaan dianggap cukup
layak dan begitupun sebaliknya (Idi, 2012)
F.
KERANGKA
BERPIKIR
Kabupaten Rote Ndao adalah salah satu kabupaten yang memiliki iklim yang
cocok untuk Pohon Kelapa dan salah satu daerah penghasil kelapa di Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Di daerah ini juga terdapat beberapa industri kecil dan
menengah yang mengolah bahan baku
kelapa. IKM-IKM ini tentunya akan menghasilkan limbah berupa air kelap. Air
kelapa biasanya hanya dibuang begitu saja.
Apabila limbah ini diolah, air kelapa dapat diolah lebih lanjut menjadi
bahan pangan baru berupa makanan serat/minuman. Pemanfaatan air kelapa menjadi Nata de coco beraneka rasa inilah
yang akan dibahas dalam tugas akhir ini.
Setelah diolah menjadi nata de coco aneka rasa, produk kemudian dilakukan
pengujian organoleptik untuk mengetahui selera dan saran dari konsumen sebagai
target pasar dan dilakukan analisis pasar seperti segmentasi pasar dan
penerapan konsep 4 P (product, price,
promotion dan place). Kemudian produk dikemas dalam kemasan yang sudah dirancang dan dilakukan evaluasi ekonomi
berupa kebutuhan investasi, perhitungan harga pokok produksi, harga jual
produk, break even point (BEP), benefit cost rasio (BCR), pay back period
(PBP), net present value (NPV)
dan internal rate of return (IRR), guna mengetahui kelayakan produk
dan nilai ekonomis produk. Bagan
kerangka berpikir dapat dilihat di bawah ini :
Gambar 2.1.Bagan Kerangka berpikir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar